Pengetian
Kebudayaan dan Peradaban
1. Pengertian kebudayaan
Kebudayaan dalam bahasa Inggris disebut culture. Kata tersebut
sebenarnya berasal dari bahasa Latin = colere yang berarti pemeliharaan,
pengolahan tanah menjadi tanah pertanian. Dalam arti kiasan kata itu diberi
arti “pembentukan dan pemurnian jiwa”. Sedangkan kata budaya berasal dari
bahasa Sansekerta yaitu kata buddayah. Kata buddayah berasal dari kata budhi
atau akal. Manusia memiliki unsur-unsur potensi budaya yaitu pikiran (cipta),
rasa dan kehendak (karsa). Hasil ketiga potensi budaya itulah yang disebut
kebudayaan. Dengan kata lain kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa
manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.Dengan cipta manusia mengembangkan
kemampuan alam pikir yang menimbulkan ilmu pengetahuan. Dengan rasa manusia
menggunakan panca inderanya yang menimbulkan karya-karya seni atau kesenian.
Dengan karsa manusia menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan dan kebahagiaan
sehingga berkembanglah kehidupan beragama dan kesusilaan.
Mengenai pengertian
kebudayaan tidak kurang dari 76 definisi telah dikemukakan oleh para ahli baik
dalam dan luar negeri. Namun dalam modul ini Anda dapat mengenalnya dari
pendapat Ki Hajar Dewantara dan Koentjaraningrat.Menurut Ki Hajar Dewantara:
“Kebudayaan adalah buah budi manusia dalam hidup bermasyarakat” sedangkan
menurut Koentjaraningrat, guru besar Antropologi di Universitas Indonesia:
“Kebudayaan adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya
manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia
dengan cara belajar”.
Ø kebudayaan itu hanya
dimiliki oleh masyarakat manusia;
Ø kebudayaan itu tidak
diturunkan secara biologis melainkan diperoleh melalui proses belajar; dan
Ø kebudayaan itu didapat,
didukung dan diteruskan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa hewan tidak berbudaya karena
kehidupannya berdasarkan pada naluri/instink belaka. Hewan tidak punya akal
budi seperti manusia, sehingga hanya manusia saja yang dapat disebut makhluk
berbudaya.Untuk dapat mengenal lebih jauh mengenai kebudayaan, maka Anda dapat
mempelajari materi berikutnya mengenai unsur-unsur kebudayaan yang universal.
Wujud Kebudayaan
Wujud kebudayaan sebagai suatu
yang kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan dan sebagaia. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta
tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat Wujud kebudayaan
sebagai benda-benda hasil karya manusia.Mengenai wujud kebudayaan ini, Elly
M.Setiadi dkk dalam Buku Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (2007:29-30) memberikan
penjelasannya sebagai berikut :
1. Wujud Ide
Wujud tersebut
menunjukann wujud ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak dapat diraba, dipegang ataupun difoto, dan tempatnya ada di alam pikiran warga
masyarakat dimana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.Budaya ideal mempunyai
fungsi mengatur, mengendalikan, dan memberi arah kepada tindakan, kelakuan dan
perbuatan manusia dalam masyarakat sebagai sopan santun. Kebudayaan ideal ini
bisa juga disebut adat istiadat.
2.
Wujud perilaku
Wujud tersebut dinamakan
sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu
sendiri. Wujud ini bisa diobservasi, difoto dan didokumentasikan karena dalam
sistem ssosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi dan
berhubungan serta bergaul satu dengan lainnya dalam masyarakat. Bersifat
konkret dalam wujud perilaku dan bahasa.
3. Wujud Artefak
Wujud ini disebut juga
kebudayaan fisik, dimana seluruhnya merupakan hasil fisik. Sifatnya paling
konkret dan bisa diraba, dilihat dan didokumentasikan. Contohnya : candi,
bangunan, baju, kain komputer dll.
Unsur Kebudayaan
Mengenai unsur
kebudayaan, dalam bukunya pengantar Ilmu Antropologi, Koenjtaraningrat,
mengambil sari dari berbagai kerangka yang disusun para sarjana Antropologi,
mengemukakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada semua
bangsa di dunia yang kemudian disebut unsur-unsur kebudayaan universal,
antaralain :
Ø Bahasa
Ø Sistem Pengetahuan
Ø Organisasi Sosial
Ø Sistem Peralatan Hidup
dan Teknologi
Ø Sistem Mata Pencaharian
Ø Sistem Religi
Unsur-unsur
kebudayaan
Kebudayaan umat manusia
mempunyai unsur-unsur yang bersifat universal. Unsur-unsur kebudayaan tersebut
dianggap universal karena dapat ditemukan pada semua kebudayaan bangsa-bangsa
di dunia. Menurut Koentjaraningrat ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:
a. Sistem religi yang meliputi:
Ø sistem kepercayaan
Ø sistem nilai dan
pandangan hidup
Ø komunikasi keagamaan
Ø upacara keagamaan
b. Sistem kemasyarakatan atau organisasi
sosial yang meliputi:
Ø kekerabatan
Ø asosiasi dan perkumpulan
Ø sistem kenegaraan
Ø sistem kesatuan hidup
Ø perkumpulan
c. Sistem pengetahuan meliputi pengetahuan tentang:
Ø flora dan fauna
Ø waktu, ruang dan bilangan
Ø tubuh manusia dan
perilaku antar sesama manusia
d. Bahasa yaitu alat untuk berkomunikasi berbentuk:
Ø lisan
Ø tulisan
e. Kesenian yang meliputi:
Ø seni patung/pahat
Ø relief
Ø lukis dan gambar
Ø rias
Ø vokal
Ø musik
Ø bangunan
Ø kesusastraan
Ø drama
f. Sistem mata pencaharian hidup atau sistem
ekonomi yang meliputi:
Ø berburu dan mengumpulkan
makanan
Ø bercocok tanam
Ø peternakan
Ø perikanan
Ø perdagangan
g. Sistem peralatan hidup atau teknologi yang meliputi:
Ø produksi, distribusi,
transportasi
Ø peralatan komunikasi
Ø peralatan konsumsi dalam
bentuk wadah
Ø pakaian dan perhiasan
Ø tempat berlindung dan
perumahan
Ø senjata
Unsur-unsur budaya yang universal tersebut disusun secara berurutan.
Urutan yang terdahulu adalah yang lebih susah.Untuk memperjelas pengertian
tentang unsur-unsur kebudayaan tersebut cobalah Anda berikan contohnya pada
kehidupan bangsa Proto Melayu yang telah Anda pelajari pada modul 1 dan 2
dengan mengisi tabel di bawah ini.
Unsur kebudayaan
Contoh hasil kebudayaan
1.Sistem kepercayaan Animisme, dinamisme serta pemujaan terhadap roh
nenek moyang (manisme).
2.Sistem kemasyarakatan Sistem kesatuan hidup yang disebut desa.
3.Bahasa Melayu Austronesia.
4.Seni patung Pembuatan patung nenek
moyang.
5.Sistem mata pencaharian Bercocok tanam dan beternak.
6.Wadah menyimpan makanan Gerabah dari tanah liat.
Setelah Anda memahami
tentang unsur-unsur kebudayaan maka uraian modul berikutnya Anda dapat pelajari
mengenai wujud kebudayaan.
. Wujud benda hasil budaya
Semua benda hasil karya
manusia tersebut bersifat konkrit, dapat diraba dan difoto. Kebudayaan dalam
wujud konkrit ini disebut kebudayaan fisik. Contoh: bangunanbangunan megah
seperti piramida, tembok cina, menhir, alat rumah tangga seperti kapak
perunggu, gerabah dan lain-laiDalam kenyataan sehari-hari ketiga wujud tersebut
yaitu gagasan, perilaku dan benda hasil budaya tidak terpisahkan dan saling
mempengaruhi. Contoh: salah satu unsur kebudayaan adalah sistem religi maka
wujud budaya sistem religi adalah sebagai berikut:
1.gagasan : konsep tentang dewa-dewa, roh.
2.perilaku : upacara keagamaan yang dilakukan oleh salah satu bangsa dengan konsep kepercayaan tersebut, misalnyapemujaan terhadap roh nenek
moyang pada masyarakatIndonesia
3.benda hasil budaya :dapat ditemukan contohnya pada masyarakat
prasejarah di Indonesia berupa menhir, patung perwujudan nenekmoyang
4. Peradaban: Istilah peradaban dalam
bahasa Inggris disebut Civilization. Istilah peradaban sering dipakai untuk
menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Pada
waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya
yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka
masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang
tinggi.Dengan batasan-batasan pengertian di atas maka istilah peradaban sering
dipakai untuk hasil-hasil kebudayaan seperti: kesenian, ilmu pengetahuan dan
teknologi, adat sopan santun serta pergaulan. Selain itu juga kepandaian
menulis, organisasi bernegara serta masyarakat kota yang maju dan
kompleks.Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor
pendidikan, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.Tiap-tiap masyarakat atau
bangsa di manapun selalu berkebudayaan, akan tetapi tidak semuanya telah
memiliki peradaban yang tinggi.Kebudayaan merupakan keseluruhan dari hasil
budidaya manusia baik cipta, karsa dan rasa. Kebudayaan berwujud gagasan/ide,
perilaku/aktivitas dan benda-benda. Sedangkan peradaban adalah bagian-bagian
dari kebudayaan yang tinggi, halus, indah dan maju.
MANUSIA DAN
KEBUDAYAAN
A. MANUSIA
Dalam ilmu eksakta, manusia dipandng sebagai kumpulan dari
partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki
oleh manusia (ilmu kimia), manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem
fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energi
(ilmu fisika), manusia merupakan makhluk biologisyang tergolong dalam golongan
makhluk mamalia (biologi). Dalam ilmu-ilmu sosial manusia merupakanmakhluk yang
ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering
disebut homo economicus (ilmu ekonomi), manusia merupakan makhluk sosial yang
tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi), makhluk yang selalu ingin mempunyai
kekuasaan (politik) makhluk yang berbudaya, sering disebut homo-humanus
(filsafat), dan lain sebagainya.Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan
untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia
1) Manusia terdiri dari empat unsur terkait, yaitu
a. Jasad,
b. Hayat.
c. Ruh,
d. Nafs.
2) Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu :
a. Id, merupakan libido murni,atau energi psikis yang menunjukkan ciri
alami yang irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual
menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcious). Terkurung dari realitas
dan pengaruh sosial, Id diatur oleh prinsip kesenangan, mencari kepuasan
instingsual libidinal yang harus dipenuhi baik secara langsung melalui
pengalaman seksual, atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
b. Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali
dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena
peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat
dimengerti oleh orang lain.
c. Superego, merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh
ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri,
biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua.
B. HAKEKAT MANUSIA
a. Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu
kesatuan yang utuh.
b. Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan
makhluk lainnya. Terdiri dari dua hal,yaitu perasaan inderawi dan perasaan
rohani. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada
manusia,misalnya:
1) Perasaan intelektual,
2) Perasaan estetis,
3) Perasaan etis,
4) Perasaan diri,
5) Perasaan sosial,
6) Perasaan religius.
c. Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi.
d. Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi),
mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
C. KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
budaya timur
Untuk menghindari
pendekatan terhadap jiwa manusia itu, hanya sebagai subyek yang terkandung dlam
batas individu yang terisolasi, maka Hsu telah mengembangkan suatu konsepsi,
bahwa dalam jiwa manusia sebagai makhluk sosial budaya itu mengandung delapan
daerah yang seolah-olah seperti lingkaran-lingkaran konsentris sekitar dan
pribadi.
Nomor 7 dan nomor D disebut daerah tak sadar dan sub sadar. Kedua
lingkaran itu berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri
dari bahan pikiran dan gagasan yang telah terdesak ke dalam.
Nomor 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan (unexpressed conscious).
Lingkaran it terdiri dari pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang disadari
oleh si individu yang bersangkutan,tetapi disimpannya saja di dalam alam
jiwanya sendiri dan tak dinyatakan kepada siapapun juga dalam lingkungannya.
Hal itu disebabkan ada kemungkinan, bahwa :
a) Ia takut salah dan takut dimarahi orang apabila ia menyatakannya,
atau karena ia punya maksud jahat.
b) Ia sungkan menyatakannya, atau karena belum yakin bahwa ia akan
mendapat respons dan pengertian yang baik dari sesamanya, atau takut bahwa
walaupun diberi respons, respons itu sebenarnya tak diberikkan dengan hati yang
ikhlas atau juga karena ia takut ditolak mentah-mentah.
c) Ia malu karena taku ditertawakan, atau karena ada perasaan bersalah
yang mendalam.
d) Ia tidak bisa menemukan kata-kata atau perumusan yang cocok untuk
menyatakan gagasan yang bersangkutan tadi kepada sesamanya.
Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan (expressed conscious).
Lingkaran ini di dalam alam jiwa manusia mengandung pikiran-pikiran, gagasan-gagasan,
dan perasaan-perasaan yang dapat dinyatakan secara terbuka oleh si individu
kepada sesamanya.
Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang
orang-orang, binatang-binatang, atau benda-benda yang oleh si individu diajak bergaul
secara mesra dan karib, yang bisa dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat
mencurahkan isi hati apabila ia sedang terkena tekanan batin atau dikejar-kejar
oleh kesedihan dan oleh masalah-masalah hidup yang menyulitkan.
Nomor 2 disebut lingkungan hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh
sikap sayang dan mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang,
binatang atau benda-benda itu bagi dirinya.
Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap
dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan
dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri, tetapi yang jarang
sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari.
Nomor 0 disebut lingkungan dunia luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan
anggapan-anggapan yang hampir sama dengan pikiran yang terletak dalam
lingkungan nomor 1, hanya bedanya terdiri dari pikiran-pikiran dan
anggapan-anggapan tentang orang dan hal yang terletak di luar masyarakat dan
negara Indonesia, dan ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan sikap masa
bodoh.
OPINI
Dari penjabaran di atas, saya mempunyai opini tentang hubungan manusia
dan kebudayaan, yaitu :
Manusia merupakan makhluk sosial yang diberi kelebihan oleh ALLAH SWT
yaitu pikiran dan akal sehat. Kebudayaan bagi saya lebih dekat kepada karya
seni yang tumbuh dari suatu kumpulan masyarakat. Seperti tarian, adat istiadat,
suara nada sebuah lagu atau irama yang berbeda-beda sesuai dengan ciri khas
daerah sekumpulan masyarakat tersebut. Kebudayaan bisa juga didasarkan karena
pikiran dan kreativitas seseorang sehingga jadilah sebuah karya yang bisa di
buat sebagai hak patennya suatu daerah yang di jadikan suatu ciri khas daerah
tersebut.
Menurut saya manusia dan kebudayaan sangat berhubungan karena tanpa
kebudayaan, kehidupan manusia akan terasa datar dan tidak berwarna. Manusia
mungkin saja bisa hidup tanpa kebudayaan, tapi kebudayaan bisa hidup karena
kreatifitas yang ada dalam diri manusia tersebut.
Pengaruh Budaya
Asing Terhadap Budaya Nasional
Dampak Budaya Asing
Corak rekasi yang menurut
kebudayaan barat. Corak reaksi ini menganggap kebudayaan Timur sendiri sudah
tidak relevan lagi untuk menghadapi kondisi sekarang; hanya kebudayaan barat
yang unggul dan mampu melahirkan manusia yang berkualitas, Corak rekasi
sama sekali anti kebudayaan barat. Corak ini menganggap kebudayaan Barat hanya
melahirkan manusia yang kejam dan kebudayaanTimur lah yang unggul.
Corak reaksi yang berusaha
melihat perbenturan budaya Barat dan Timur. Corak reaksi ini berusaha mengambil
jarak dan melihat secara jujur keunggulan budaya barat dan kelemahan budaya
timur, sekaligus mempertahankan relevansi nilai-nilai budaya barat dan timur.
Dampak kebudayaan barat di Indonesia dicerminkan dalam wujud globalisasi dan
modernisasi yang dapat membawa dampak positif dan dampak negatif bagi bangsa
kita.
1. Dampak Positif
Perubahan Tata Nilai dan
Sikap. Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran
nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional. Berkembangnya
ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk
berpikir lebih maju.Tingkat Kehidupan yang lebih Baik. Dibukanya industri yang
memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah
satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
2. Dampak Negatif
Pola Hidup Konsumtif .
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat
melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengkonsumsi barang
dengan banyak pilihan yang ada.
Sikap Individualistik.
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak
lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa
mereka adalah makhluk sosial.
Gaya Hidup Kebarat-baratan.
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif
yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormatkepada orang tua,
kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
Kesenjangan Sosial. Apabila
dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat
mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah
antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan
kesenjangan sosial. Kesenjangan social menyebabkan adanya jarak antara si kaya
dan si miskin sehingga sangat mungkin bisa merusak kebhinekaan dan
ketunggalikaan Bangsa Indonesia.
Kebudayaan dan agama
Manusia yang diciptakan oleh
Sang Khaliq, tidak bisa dilepaskan dari suatu agama. Dari bangsa primitif
hingga orang-orang modern dan dengan kemapuannya yang setiap saat selalu
berkembang, manusia bisa menciptakan suatu kebudayaan. Sejarah mencatat, begitu
banyak kebudayaan yang muncul dimuka bumi ini. Kebudayaan Mesir Kuno,
Messopotamia, Yunani, Cina, Islam dan lain-lain adalah bukti bahwa manusia
mampu menciptakan suatu tatanan masyarakat yang maju pada zamannya. Selain
banyaknya kebudayaan yang bermunculan dimuka
bumi, agama yang merupakan suatu petunjuk bagi manusia di alam dunia
juga banyak bermunculan, seperti tiga besar agama Ibrahim yaitu Yahudi,
Nasrani, dan Islam, kemudian di dataran Cina muncul Taoisme, Konfusianisme dan
Sinto serta agama-agama yang muncul dari bangsa Arya seperti Hinduisme,
Buddhisme dan Jainisme. Semuanya menjelaskan bahwa adanya bukti yang saling
berkaitan antara manusia, agama dan kebudayaan.
Apabila kita melihat keduanya dalam sudut ilmu pengetahuan, maka ada dua
cabang ilmu yang mengkaji masing-masing. Ilmu yang mempelajari agama tertentu
biasa disebut dengan ilmu ketuhanan atau bisa disebut dengan Teologi. Sedangkan
ilmu yang mempelajari tentang kebudayaan dan manusianya disebut Antropologi.
Ilmu yang pertama bersifat subjektif, sedangkan yang kedua lebih bersifat
objektif. Apabila keduanya disatukan, maka muncullah suatu bidang disiplin ilmu
yaitu Antropolgi Agama. Banyak kajian yang telah dilakukan oleh para antropolog
mengenai suatu kebudayaan yang didalamnya
terdapat masyarakat beragama. Menurut sebagian banyak antropolog, agama
merupakan suatu hasil dari kebudayaan yang diciptakan oleh manusia, akan tetapi
pendapat tersebut sangat bertentangan dengan doktrin yang ada dalam agama.
Dalam makalah yang singkat ini, akan dibahas apakah agama merupakan hasil dari
suatu kebudayaan atau kebudayaan yang
merupakan hasil dari suatu agama.
Banyak definisi-definisi dan pengertian yang dikemukakan oleh para ahli
antropologi terhadap agama, diantaranya yang dikemukakan oleh orang yang
berkebangsaan Inggris yaitu Edward Burnett Tylor. Ia mendefinisikan agama
secara sederhana dan mengatakan bahwa agama adalah keyakinan terhadap sesuatu
yang spiritual.[4] Ia menggambarkan agama sebagai kepercayaan kepada adanya ruh
gaib yang berfikir, bertindak dan merasakan sama dengan manusia.[5] Selain
Tylor yang mengemukakan pendapatnya tentang agama, James George Frazer yang
merupakan seorang antropolog mengatakan bahwa agama adalah penyembahan kepada
kekuatan yang lebih agung dari manusia atau supernatural, yang diaggap mengatur
dan menguasai jalannya alam semesta.[6] Mircea Eliade berpendapat bahwa agama
harus dipahami sebagai yang mempengaruhi aspek-aspek kehidupan yang lain,
sebagai variabel independen.[7]
Dengan demikian, agama atau kehidupan beragama pada dasarnya merupakan
suatu kepercayaan terhadap adanya kekuatan gaib, luar biasa atau supernatural
yang berpengaruh terhadap kehidupan individu dan masyarakat. Fokus perhatian
yang lebih ditonjolkan dalam kajian antropologi agama adalah beragamanya
manusia serta masyarakat dan sebagai ilmu sosial, antropologi tidak membahas
salah benarnya suatu agama dan segenap perangkatnya, seperti kepercayaan,
ritual, dan kepercayaan kepada yang sakral.
Agama Bagian Dari Kebudayaan?
Sebelum membahas apakah agama bagian dari kebudayaan atau sebaliknya,
alangkah baiknya kita mencari tahu definisi dari budaya atau kebudayaan itu
sendiri. Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia dikatakan bahwa Kebudayaan atau
budaya memiliki arti sebagai pikiran atau akal budi.[8] Clifford Geertz seorang
ahli antropologi berkebangsaan Amerika yang pernah mengadakan suatu observasi
di daerah Jawa dan Bali mengatakan, bahwa kebudayaan digambarkannya sebagai
sebuah pola makna-makna atau ide-ide yang termuat dalam simbol-simbol yang
dengannya masyarakat menjalani pengetahuan mereka tentang kehidupan dan
mengekspresikan kesadaran mereka melalui simbol-simbol tersebut.[9]
Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan,
tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik dari manusia dengan belajar.[10] Dengan demikian kita bisa
mengambil suatu kesimpulan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan dari kehidupan
manusia yang terpola dan didapatkan dengan belajar atau yang diwariskan kepada
generasi berikutnya, baik yang masih dalam pikiran, perasaan dan hati
pemiliknya, maupun yang sudah lahir dalam bentuk tindakan dan benda.
Para antropolog pada umumnya menempatkan agama sebagai salah satu dari
aspek-aspek kebudayaan karena dia merupakan norma dan prinsip yang ada dalam
keyakinan, pemahaman, dan rasa masyarakat yang bersangkutan dengan yang gaib.
Selain itu, para ahli budaya memandang dengan sudut pandang mereka dan
berpendapat bahwa agama adalah human made.[11] Pandangan yang diajukan seperti
ini menolak adanya yang gaib, Tuhan, dan wahyu dalam agama karena yang
digunakan mereka adalah metode ilmiah yang rasional empirik sebagai tolak ukur
untuk menentukan ada atau tidak adanya sesuatu. Sebaliknya para agamawan atau
ahli teolog tidak mau mengakui agama sebagai suatu kebudayaan, karena agama
diturunkan Tuhan kepada manusia sebagai petunjuk bagi mereka dalam menjalani
hidup dan kehidupan.
Persoalan yang muncul dari kedua pendapat yang berbeda tersebut
menimbulkan pertanyaan, apakah agama merupakan hasil suatu kebudayaan yang
diciptakan manusia atau sebaliknya?. Hilman Hadikusuma mengungkapkan dalam
bukunya Antropologi Agama, dalam kajian antroplogi ada istlah agama, agama
budaya dan kebudayaan agama. Agama adalah ajaran yang diturunkan oleh Tuhan
untuk petunjuk bagi umat manusia dalam menjalani kehidupannya. Sedangkan agama
budaya adalah petunjuk hidup yang berasal dari pemikiran dan kebudayaan
manusia. Sedangkan kebudayaan agama yaitu hasil kreasi manusia.[12] Apabila
kita kembali kepada definisi tentang kebudayaan, agama (wahyu) sebagai ajaran
dari Tuhan bukanlah kebudayaan karena bukan hasil cipta, rasa dan karsa
manusia. Akan tetapi, ajaran agama bukan semuanya yang merupakan wahyu Tuhan.
Banyak pula yang merupakan penafsiran dan pendapat pemuka agama terhadap wahyu
Tuhan itu, sehingga merupakan suatu kebudayaan. Selain itu, ada pula agama yang
merupakan hasil kebudayaan manusia, yaitu yang hanya berasal dari tradisi
turun-temurun dan tidak jelas siapa pembawanya, kapan dan dimana turunnya.
Agama Dalam Memandang Kebudayaan
Sebagai agama wahyu, Islam memposisikan budaya atau kebudayaan sebagai
salah satu apek yang dihasilkan oleh manusia dan agama bukan termasuk kedalam
aspek tersebut. Islam yang termasuk kedalam agama-agama samawi atau agama
Ibrahim selain Yahudi dan Nasrani memiliki sejumlah tradisi yang sama namun
perbedaan-perbedaan mendasar dalam inti ajarannya. Ketiganya telah memberikan
pengaruh yang sangat besar dalam kebudayaan manusia di berbagai belahan
dunia.[13] Kebudayaan yang ada dalam agama samawi bukanlah sembarang
kebudayaan, tetapi kebudayaan yang dikembangkan dari ajaran yang datang dari
Tuhan. Contoh dalam agama Islam, ayat tentang wajib shalat bukanlah kebudayaan,
tetapi shalat yang dilaksanakan oleh umat Islam adalah kebudayaan Islam. Ajaran
agama ada yang merupakan budaya, yaitu yang dipahami dan diijtihadkan oleh
pemuka agama atau para ulama, dan ada yang bukan budaya, yaitu yang langsung
diungkapkan dari ayat-ayat Tuhan.[14]
Berbeda dengan pendapat Gazalba, bahwa melaksanakan ajaran agama yang dinyatakan
dengan jelas dan tegas oleh wahyu, contoh seperti shalat, puasa, dan zakat
bukan kebudayaan. Akan tetapi, menafsirkan ajaran agama dan melaksanakan
tafsiran atau hasil ijtihad, seperti shalat dengan jahar basmalah, qunut dan
tanpa qunut adalah kebudayaan.[15] Baginya, penilaian apakah sesuatu dinamakan
kebudayaan atau tidak adalah dari asal pikiran, rasa dan karsa itu sendiri.
Apabila semuanya itu berasal dari manusia, dia adalah kebudayaan. Namun apabila
asal usulnya bukan dari manusia atau masyarakat, itu bukanlah kebudayaan.