Jumat, 27 Juni 2014

LAMBANG BUNGA PROVINSI JAWA TIMUR

LAMBANG BUNGA PROVINSI

Daun lambang bentuk perisai, adalah lambang keamanan dan ketentraman serta kejujuran melambangkan dasar dan keinginan hidup rakyat Jawa Timur yang merupakan daerah yang termasuk aman.
Bintang dengan warna kuning emas, adalah lambang Ke Tuhanan Yang Maha Esa, bersudut lima dan bersinar lima adalah melambangkan Pancasila merupakan dasar dan falsafah Negara yang senantiasa dijunjung tinggi dan selalu menyinari jiwa rakyatnya (dalam hal ini rakyat Jawa Timur) khususnya jiwa Ke Tuhanan Yang Maha Esa.
Tugu Pahlawan, adalah lambang kepahlawanan, untuk melukiskan sifat dan semangat kepahlawanan rakyat Jawa Timur (khususnya Surabaya). Dalam mempertahankan kedaulatan dan wilayah tanah airnya.
Gunung berapi yang selalu mengepulkan asap, adalah lambang keteguhan dan kejayaan tekad Jawa Timur dengan semangat dinamis, revolusioner pantang mundur dalam menyelesaikan revolusi menuju cita-cita rakyat adil dan makmur, selain itu juga menggambarkan bahwa wilayah Jawa Timur mempunyai banyak gunung-gunung berapi.
Pintu gerbang (dari Candi) dengan warna abu-abu, adalah lambang cita-cita perjuangan serta keagungan khususnya Jawa Timur di masa silam yang masih nampak dan sebagai lambang batas perjuangan masa lampau dengan masa sekarang, yang semangatnya tetap berada di tiap-tiap patriot Indonesia yang berada di Jawa Timur.
Sawah dan ladang, yang dilukiskan pada bagian-bagian dengan warna kuning dan hijau, adalah lambang kemakmuran yaitu bahwa Jawa Timur memiliki sawah dan Iadang yang merupakan sumber dan alat untuk mencapai kemakmuran.
Padi dan kapas, adalah lambang sandang pangan, yang menjadi kebutuhan pokok rakyat sehari-hari, gambar padi berbutir 17 buah, sedangkan kapas tergambar 8 buah, melambangkan saat-­saat keramat bagi bangsa Indonesia yaitu tanggal 17 – 8 – 1945.
Sungai yang bergelombang, menunjukkan bahwa Jawa Timur mempunyai banyak sungai yang mengalir untuk mengairi sawah dan sumber kemakmuran yang lainnya di Jawa Timur.
Roda dan rantai, melukiskan situasi Jawa Timur pada masa sekarang yang sudah mulai pesat pembangunan pabrik-pabrik dan lain-lain dalam rangka pembangunan Jawa Timur di bidang industri, dan melambangkan pula tekad yang tak kunjung padam serta rasa ikatan persahabatan yang biasa ditunjukkan oleh rakyat Jawa Timur kepada pendatang dan peninjau dari manapun.
Pita berisikan tulisan Jawa Timur, menunjukkan lambang daerah Provinsi Jawa Timur.
Pita dasar dengan warna putih berisi tulisan JER BASUKI MAWA BEYA, menunjukkan motto Jawa Timur yang mengandung makna bahwa untuk mencapai suatu kebahagiaan diperlukan pengorbanan.

tokoh wayang yang menjadi idola

tokoh wayang yang menjadi idola

TOKOH WAYANG YANG SAYA IDOLAKAN
YUDHISTIRA
 Gambar

 SEKILAS TENTANG YUDHISTIRA
Yudistira (Dewanagari: युधिष्ठिर; IASTYudhiṣṭhira) alias Dharmawangsa, adalah salah satu tokoh protagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia merupakan seorang raja yang memerintah kerajaan Kuru, dengan pusat pemerintahan di Hastinapura. Ia merupakan yang tertua di antara lima Pandawa, atau para putra Pandu. Dalam tradisi pewayangan, Yudistira diberi gelar prabu dan memiliki julukan Puntadewa, sedangkan kerajaannya disebut dengan nama Kerajaan Amarta.
Sifatnya yang paling menonjol adalah adil, sabar, jujur, taat terhadap ajaran agama, penuh percaya diri, dan berani berspekulasi. Kesaktian Yudistira dalam Mahabharata terutama dalam hal memainkan senjata tombak
ETIMOLOGI
Nama Yudistira dalam bahasa Sanskerta bermakna “teguh atau kokoh dalam peperangan”. Dalam kitab Mahabharata, ia juga disebut dengan nama Bharata[1] (keturunan Maharaja Bharata) and Ajatasatru[2] Ia juga dikenal dengan sebutan Dharmaraja, yang bermakna “raja Dharma“, karena ia selalu berusaha menegakkan dharma sepanjang hidupnya.
KELAHIRAN
Yudistira adalah putera tertua pasangan Pandu dan Kunti. Kitab Mahabharata bagian pertama atau Adiparwa mengisahkan tentang kutukan yang dialami Pandu setelah membunuh brahmana bernama Resi Kindama tanpa sengaja. Brahmana itu terkena panah Pandu ketika ia dan istrinya sedang bersanggama dalam wujud sepasang rusa. Menjelang ajalnya tiba, Resi Kindama sempat mengutuk Pandu bahwa kelak ia akan mati ketika mengawini istrinya. Dengan penuh penyesalan, Pandu meninggalkan tahta Hastinapura dan memulai hidup sebagai pertapa di hutan demi untuk mengurangi hawa nafsu. Kedua istrinya, yaitu Kunti dan Madri dengan setia mengikutinya.
Pada suatu hari, Pandu mengutarakan niatnya ingin memiliki anak. Kunti yang menguasai mantra Adityahredaya segera mewujudkan keinginan suaminya itu. Mantra tersebut adalah ilmu pemanggil dewa untuk mendapatkan putera. Dengan menggunakan mantra itu, Kunti berhasil mendatangkan Dewa Dharma dan mendapatkan anugerah putera darinya tanpa melalui persetubuhan. Putera pertama itu diberi nama Yudistira. Dengan demikian, Yudistira menjadi putera sulung Pandu, sebagai hasil pemberian Dharma, yaitu dewa keadilan dan kebijaksanaan. Sifat Dharma itulah yang kemudian diwarisi oleh Yudistira sepanjang hidupnya.
Kisah dalam pewayangan Jawa agak berbeda. Menurut versi ini, Puntadewa merupakan anak kandung Pandu yang lahir di istana Hastinapura. Kedatangan Bhatara Dharma hanya sekadar menolong kelahiran Puntadewa dan memberi restu untuknya. Berkat bantuan dewa tersebut, Puntadewa lahir melalui ubun-ubun Kunti. Dalam pewayangan Jawa, nama Puntadewa lebih sering dipakai, sedangkan nama Yudistira baru digunakan setelah ia dewasa dan menjadi raja. Versi ini melukiskan Puntadewa sebagai seorang manusia berdarah putih, yang merupakan kiasan bahwa ia adalah sosok berhati suci dan selalu menegakkan kebenaran.
MASA KECIL DAN KELAHIRAN
Yudistira dan keempat adiknya, yaitu Bima (Bimasena), Arjuna, Nakula, dan Sadewa kembali ke Hastinapura setelah ayah mereka (Pandu) meninggal dunia. Adapun kelima putera Pandu itu terkenal dengan sebutan para Pandawa, yang semua lahir melalui mantra Adityahredaya. Kedatangan para Pandawa membuat sepupu mereka, yaitu para Korawa yang dipimpin Duryodana merasa cemas. Putera-putera Dretarastra itu takut kalau Pandawa sampai berkuasa di kerajaan Kuru. Dengan berbagai cara mereka berusaha menyingkirkan kelima Pandawa, terutama Bima yang dianggap paling kuat. Di lain pihak, Yudistira selalu berusaha untuk menyabarkan Bima supaya tidak membalas perbuatan para Korawa.
Pandawa dan Korawa kemudian mempelajari ilmu agama, hukum, dan tata negara daripada Resi Krepa. Dalam pendidikan tersebut, Yudistira tampil sebagai murid yang paling pandai. Krepa sangat mendukung apabila tahta Hastinapura diserahkan kepada Pandawa tertua itu. Setelah itu, Pandawa dan Korawa berguru ilmu perang kepada Resi Drona. Dalam pendidikan kedua ini, Arjuna tampil sebagai murid yang paling pandai, terutama dalam ilmu memanah. Sementara itu, Yudistira sendiri lebih terampil dalam menggunakan senjata tombak.
Saya menyukai tokoh wayang yudhistira ini karena
 Orangnya pendiam tidak banyak bicara. Kalaupun berbicara tidak banyak direkayasa supaya menarik perhatian orang. Ia sabar, jujur dan adil serta pasrah dalam menghadapi cobaan hidup. Dialah yudhistira.
Karena jujur dan sabar harus disertai kesumerahan, maka ia mampu memenjarakan nafsu. kesabaran tanpa kesumerahan belum dapat dikatan sabar. Untuk melukiskan sejauh mana kesabaran dan kesumerahannya, dijelaskan dalam kisah sebagai berikut: ketika itu Pandawa sedang berada di hutan Kamiaka. Merek sedang menjalani hukuman buang selama 13 tahun akibat tipudaya kaum Kurawa. Lapar dan dahaga serta bahaya yang setiap saat mengancam merupakan derita yang amat sangat. Tetapi berkat keteguhan dan ketabahan serta tak putus-putus berdoa kepada Hyang Maha Tunggal kesemua itu dapat diatasi.
“Hemm, sampai kapan derita ini akan berakhir, si Duryudana ******* itu semakin besar kepala,” geram Bima, “Baru tujuh tahun Sena. Tinggal enam tahun lagi, sabarlah dik,” Yudhistira menghibur. “Kalau saja aku diberi ijin kakang Yudhis, sekarang juga aku gedor si laknat itu,” kata Bima penuh nafsu.
“Tulisan neraca Maha Agung tak dapat diubah lagi. Andaipun kita bertindak, tetapi tidak akan merubah nasib, dik. Malapetaka ini harus kita jadikan pelajaran untuk memperkuat jiwa dan pikiran agar siap menghadapi segala tantangan hidup,” ujar Yudhistira. Sabar dan kesumerahan Yudhistira membuat adik-adiknya tunduk tak berani membantah.
Pada suatu hari terjadi musibah menimpa keluarga Pandawa. Arjuna, Nalu dan Sadeewa ditemukan ajal setelah minum air kolam di tengah hutan itu. Rupa-rupanya kolam itu ada penunggunya. Dengan perasaan sedih Yudhistira berkata: “Duh, dewta, siapa yang tega mencabut nyawa adik-adikku. habislah harapanku untuk merebut negeri Astina. Dinda Arjuna, kaulah andalan kami, tapi kini kau telah pergi untuk selama-lamanya. Apa dayaku,” ratapnya.
Tak lama kemudian terdengar suara tanpa rupa: “Mereka mati karena minum air kolam. Peringatanku tak dihiraukan.” “Oh, siapakah tuan?” tanya Yudhistira. “Aku penunggu kolam. Saudaramu tak menghiraukan peringatanku untuk tidak minum air itu,” jawabnya.
“Hamba mohon maaf atas kelancangan adik-adik hamba. Jika memang kematiannya sudah kehendak Hyang Pinasti, hama relakan. Tetapi jika kematiannya belum waktunya, sudi kiranya tuan menolong menghidupkannya kembali,” pintanya. “Aku bersedia menghidupkan salah seorang diantara mereka, asal kau bersedia menjawab beberapa pertanyaanku,” kata suara itu.
“Hamba akan menurut kehendak tuan, Silahkan tuan bertanya barangkali hamba dapat menjawabnya,” “Baik, dengarkan. Pertanyaan pertama: Siapa musuh yang paling gagah suka membunuh tapi sukar dilawan?”
Menurut hamba musuh yang paling gagah adalah hawa nafsu yang bersemayam di dalam diri sendiri. Ia suka membunuh apabila diperturutkan keinginannya. Ia sukar dilawan jika iman ikta lemah,” jawab Yudhistira.
“Jawabanmu benar. Sekarang pertanyaan kedua: Yang bagaimana orang yang baik itu dan bagaimana orang yang buruk itu?”
“Menurut hamba orang yang baik adalah orang yang berbudi luhur mau menolong yang susah dan kasih sayang terhadap sesama. Sedangkan orang yang buruk adalah orang yang tak menaruh belas kasih dan tak berperikemanusiaan.”
“Benar, sekarang apakah yang tinggi ilmu itu orang yang pandai membaca kitab atau ngaji, atau orang alim atau karena keturunan?”
“Menurut hamba orang yang berilmu tinggi bukan karena ia pintar ngaji. Sebab meskipun pintar ngaji, ilmunya tinggi tetapi kalau pikirannya takabur suka ingkar janji, dia bukan orang alim dan bukan pula orang baik,” jawabnya.
“Jawabanmu semua benar. Sekarang pilih salah seorang mana yang harus aku hidupkan kembali,” kata suara itu. Yudhistira tampak bingung siapa yang harus ia pilih. Menurut kata hati Arjunalah pilihannya. Selain satu ibu. dia merupakan andalan jika ada kerusuhan. Tapi pilihan itu segera hilang dari ingatannya, manakala pertimbangan rasa tertuju kepada si kembar yang sudah tidak beribu. Jikawa memilih Arjuna. selain akan sedih arwahnya, juga sangat tak adil. Maka akhirnya pilihan jatuh kepada Nakula yang segera ia sampaikan kepada si penunggu kolam. “Hamba memilih Nakula, tuan.” “Mengapa engkau memilih Nakula. Bukankah Arjuna lebih penting untuk tenaga andalanmu, lagi pula seibu?” tanya suara itu.
“Bagi hamba bukan soal penting atau tidaknya, tetapi keadilannya. Dengan memilih Nakula, maka kedua ibu hamba akan sama-sama merasa senang. Dari ibu Kunti kehilangan Arjuna, sedangkan dari ibu Madrim kehilangan Sadewa. Bukankah pilihan itu cukup adil,” jawab Yudhistira.
“Benar-benar engkau kekasih Yang Manon. Kau manusia berbudi luhur, sabar dan cinta keadilan. Tapi mengapa engkau lebih berat kepada adil dari pada kasih sayang?” tanyanya lagi.
“Sebab adil harus jauh dari sifat serakah. Jika hanya kasih atau sayang saja, maka ia akan menyalahkan yang benar membenarkan yang salah. Yang buruk seperti bagus, yang kotor seperti bersih, yang dilihat hanya bagusnya saja. Wataknya masih suka menghilangkan kebenaran mengaburkan penglihatan,” Yudhistira menegaskan pendiriannya. Suara itu tak menjawab lagi, sebagai gantinya Batara Darma, dewa keadilan, telah berdiri di hadapan Yudhistira seraya bersabda: “Anakku, engkau benar benar mustikaning manusia. Sebagai imbalannya ketiga saudaramu akan kuhidupkan kembali,” tukasnya, yang tak lain adalah suara yang tanpa rupa tadi.
Betapa gembirannya Yudhistira dapat berkumpul kembali dengan adik-adiknya. Kemudian mereka melanjutkan pengembaraannya menyusuri hutan-hutan belantara dengan tabah dan tawakal.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Yudistira
http://mayzaksta.blogspot.com/2013/02/nama-tokoh-wayang-dan-wataknya.html
 http://forum.detik.com/wayang-yudhistira-lambang-manusia-sabar-dan-adil-t891.html

tokoh pahlawan yang di idolakan

tokoh pahlawan nasional yang di idolakan

TOKOH PAHLAWAN NASIONAL YANG DI IDOLAKAN
SULTAN AGENG TIRTAYASA
Gambar
SEKILAS TENTANG SULTAN AGENG TIRTAYASA
Sultan Ageng Tirtayasa (Banten, 16311683) adalah putra Sultan Abdul Ma’ali Ahmad dan Ratu Martakusuma yang menjadi Sultan Banten periode 1640-1650. Ketika kecil, ia bergelar Pangeran Surya. Ketika ayahnya wafat, ia diangkat menjadi Sultan Muda yang bergelar Pangeran Ratu atau Pangeran Dipati. Setelah kakeknya meninggal dunia, ia diangkat sebagai sultan dengan gelar Sultan Abdul Fathi Abdul Fattah.
Nama Sultan Ageng Tirtayasa berasal ketika ia mendirikan keraton baru di dusun Tirtayasa (terletak di Kabupaten Serang). Ia dimakamkan di Mesjid Banten.
RIWAYAT PERJUANGAN
Sultan Ageng Tirtayasa (Banten, 16311683) adalah putra Sultan Abdul Ma’ali Ahmad dan Ratu Martakusuma yang menjadi Sultan Banten periode 1640-1650. Ketika kecil, ia bergelar Pangeran Surya. Ketika ayahnya wafat, ia diangkat menjadi Sultan Muda yang bergelar Pangeran Ratu atau Pangeran Dipati. Setelah kakeknya meninggal dunia, ia diangkat sebagai sultan dengan gelar Sultan Abdul Fathi Abdul Fattah.
Nama Sultan Ageng Tirtayasa berasal ketika ia mendirikan keraton baru di dusun Tirtayasa (terletak di Kabupaten Serang). Ia dimakamkan di Mesjid Banten.
ehadiran orang-orang Belanda di Nusantara, termasuk di Banten pada awalnya hanya untuk berdagang, yakni menawarkan beras untuk ditukarkan dengan komoditas rempah-rempah yang laku di pasaran Eropa. Namun, dalam perdagangan itu, Belanda hendak memonopoli. Di Banten pun terdapat sebuah kantor dagang Belanda. Perkembangan kerajaan Banten tidak lepas dari dukungan kerajaan-kerajaan di pantai utara Laut Jawa, seperti Demak dan Jepara. Bahkan sejarah Banten dapat ditelusuri lewat kehadiran Falatehan yang kemudian dikenal sebagai Sunan Gunung Jati.
Hubungan antara Banten dan VOC yang semula baik berubah seiring dengan naiknya Sultan Banten Abu’l Fath Abdulfattah yang lebih dikenal sebagai Sultan Ageng Tirtayasa menjadi raja Banten pada tahun 1651. Sultan yang duduk di tahta saat berusia 20 tahun ini tidak menyukai Belanda karena Belanda dalam pandangannya hanya merupakan penghalang perdagangan Banten.
Sultan Ageng berusaha menghalang-halangi perdagangan Belanda. Selain itu, orang-orang Banten juga diperintahkannya untuk melancarkan serangan-serangan gerilya terhadap kedudukan Belanda di Jakarta, baik melalui darat maupun laut.
Dua kapal kompeni pada tahun 1656 dirampas oleh Banten dan perkebunan tebu milik kongsi dagang itu dirusak. Raja pun tidak bersedia menemui utusan VOC sehingga orang-orang Belanda yang berada di Banten merasa tidak aman. Mereka secara diam-diam meninggalkan kerajaan itu. Ketika sudah tidak ada lagi orang Belanda di Banten, VOC memblokir pelabuhan Banten sehingga merugikan perdagangan kerajaan Banten.
Sultan terpaksa mendekati Belanda untuk mengadakan perundingan. Perundingan itu berlangsung sangat ketat karena Belanda tetap mempertahankan keinginan perdagangan monopoli di Mantan Sersan Militer Inggris
Maluku dan Malaka yang sulit diterima oleh Banten. Akhirnya, disepakati bahwa Belanda tetap mengadakan perdagangan dengan Mantan Sersan Militer Inggris
Maluku dan membayar ganti rugi kepada Banten.
Di sisi lain, Sultan Ageng Tirtayasa berhasil menjalin hubungan dagang dan kerja sama dengan pedagang-pedagang Eropa bukan Belanda. Pedagang-pedagang Inggris dan Denmark misalnya, bebas membeli lada di seluruh wilayah kerajaan Banten.
Francois Caron, seorang utusan raja Prancis Louis XIV yang singgah di Banten menceritakan bahwa setelah mendarat, mula-mula ia diterima oleh Shabandar Kaytsu, seorang Cina muslim. Selepas tengah hari, mereka diterima oleh Sultan Ageng. Pada 16 Juli 1671, raja didampingi oleh beberapa pembesar kerajaan dan dikawal oleh sekitar lima puluh hulubalang mendatangi kediaman orang-orang Perancis di kawasan Pecinan.
Di sana Caron menyambut rombongan raja bersama sekitar seratus kelasi. Caron meminta izin untuk mendirikan loji di Banten. Raja kemudian menanyakan tujuan kongsi dagang mereka, ke mana tujuan kapal-kapal mereka, barang dagangan yang diinginkan, dan jumlah uang tunai yang mereka miliki.
Sesudah itu pihak Perancis berusaha menjual barang muatan mereka. Gandum dibeli oleh para vrijburger atau “Prancis borjuis” di Batavia (pedagang yang tidak terikat dengan VOC). Barang-barang dagangan apa saja dapat dijual, kecuali candu yang dilarang keras beredar di Banten.
Caron kembali mengunjungi raja dan menghaturkan berbagai hadiah, getah damar, dua meja besar yang dibawa dari Surat, India; dua belas pucuk senapan, dan hadiah lain. Orang-orang Inggris yang dikenal sebagai pengamat menambahkan bahwa pihak Prancis juga membawa hadiah beberapa senjata seperti dua jenis mortir dan beberapa granat.
Caron dan Gubernur Banten menyetujui perjanjian yang berisi sepuluh kesepakatan mengenai pemberian kemudahan dan hak-hak khusus kepada pihak Prancis, sama dengan yang diberikan kepada pihak Inggris. Raja menyewakan lima rumah kecil untuk mereka di kawasan pecinan.
Hubungan baik antara Prancis dan Sultan itu bagaimana pun mulai mencemaskan pihak Belanda yang kuatir kalau aliansi antara Prancis dan Sultan itu akan ditujukan ke Batavia. Di samping itu, persengketaan Belanda dengan Banten juga tidak dapat dilepaskan dari berdirinya kota Batavia yang dirintis oleh Jan Pieterszoon Coen, yang semula berpangkat Kepala Tata Buku kongsi dagang itu di Banten, kemudian di Batavia.
Berkat taktik VOC, pada tahun 1676, Banten mulai goyah. Dengan politik adu domba, Sultan Haji, putra Sultan Ageng, berhasil dipengaruhi sehingga memusuhi ayahnya. Ia memang dikenal sebagai sosok yang sangat pro-Belanda. Akibatnya, terjadi perselisihan antara anak dan ayah. Masyarakat pun terbagi dua. Sebagian tetap setia kepada Sultan Ageng, sedangkan yang lain memihak Sultan Haji.
Ketegangan dengan Belanda memuncak pada tahun 1680 dengan berakhirnya perang Trunojoyo. Sultan Ageng yang makin bertambah usianya harus menghadapi Belanda dan puteranya, Sultan Haji. Pada tanggal 27 Februari 1682 pecah perang antara Sultan Ageng dengan Belanda dan Sultan Haji. Pasukan Sultan Ageng berhasil merebut istana Sultan Haji di Surosowan. Belanda melipatgandakan kekuatan.
Dengan bantuan Belanda, Sultan Haji berhasil mempertahankan diri dengan mengikuti semua syarat yang diajukan Belanda yaitu bahwa semua orang Eropa harus meninggalkan Banten. Pada bulan Agustus 1682, Sultan Haji menandatangani perjanjian yang mengakui kekuasaan Belanda. Lama kelamaan Sultan Ageng terdesak dan kekuatannya mulai lemah, tetapi ia tidak mau menyerah kepada Belanda. Pengikut-pengikutnya yang masih setia melanjutkan perjuangan di daerah pedalaman.
Pada tahun 1683, Sultan Ageng tertangkap dan dipenjarakan di Jakarta. Ia meninggal dunia dalam penjara. Ia dimakamkan di kompleks pemakaman raja-raja Banten di sebelah utara Masjid Agung Banten
Sumber: http://www.tokohindonesia.com/biografi/article/295-pahlawan/921-melawan-monopoli-belanda
http://id.wikipedia.org/wiki/Ageng_Tirtayasa_dari_Banten

artikel kembalikan indonesia ke indonesia

tema artikel : kembalikan indonesia ke indonesia

TEMA ARTIKEL : KEMBALIKAN INDONESIA KE INDONESIA
JUDUL : SEMAKIN BERKURANG NYA HUTAN DI NEGARA INDONESIA AKIBAT PENEBANGAN LIAR.
Asslamualaikum wr.wb
Sebelum memulai menulis artikel ini saya selaku penulis ingin mengingat kan kembali kepada siapapun pentingnya hutan di sekitar kita untuk kelangsungan hidup berikut nya .
 Disini saya belajar menulis artikel yang BERjudul: SEMAKIN BERKURANGNYA HUTAN DI INDONESIA AKIBAT PENEBANGAN LIAR . kaitan nya dengan tema ini yaitu KEMBALIKAN INDONESIA KE INDONESIA .
Tidak di pungkiri banyak nya penebangan liar di hutan hutan di Indonesia yang sangat merugikan banyak pihak yang di lakukan berbagai oknum yang tidak bertanggung jawab demi kepentingan pribadi . banyak nya kayu kayu  yang di ekspor ke luar negeri dengan cara illegal sangat merugikan Negara terutama pemasukan Devisa Negara bahkan rugi hingga triliyunan .
Kualitas kayu yang bagus juga baik yang di miliki hutan di berbagai wilayah di Indonesia mengakibatkan berbagai Negara lain melirik kayu Indonesia sebagai bahan baku pembuatan furniture , kertas dan sebagainya .lalu
Kemanakah hutan kami yang dulu rindang ???
Kemanakah hutan kami yang dulu mensejahterakan kami ???
Kami rindu akan kesuburan Negara kami dengan limpahan sumber daya alam nya,
Untuk memjawab petanyaan di atas berikut kutipan dari berbagai sumber yang saya tulis disini
Akibat dari penebangan liar adalah terjadinya kerusakan pada bumi, dengan terjadinya bencana alam seperti : tanah longsor, banjir, erosi (perubahan bentuk batuan, tanah dan lumpur), dan pemanasan global. Oleh karena itu kita sebagai makhluk yang hidup di bumi harus menjaga agar hutan di Indonesia tetap utuh dan makin bertumbuh, bukan malah membuat hutan kita menjadi gundul supaya terbebas dari kerusakan alam yang membuat kita susah dan mendapatkan bencana nantinya. Pemerintah Indonesia sendiri terus berupaya untuk memberantas penebangan liar, akan tetapi program tersebut belum sepenuhnya optimal untuk memberantas penebangan liar yang ada di Negeri tercinta ini. Pemerintah dan warga setempat telah bergotong royong untuk membantu mengusir pembalakan liar yang ada di tiap – tiap wilayah mereka masing – masing agar wilayah tersebut terbebas dari pembalakan liar dan hutan mereka bisa dipertahankan keasliannya. Akibat dari penebangan liar adalah terjadinya kerusakan pada bumi, dengan terjadinya bencana alam seperti : tanah longsor, banjir, erosi (perubahan bentuk batuan, tanah dan lumpur), dan pemanasan global. Oleh karena itu kita sebagai makhluk yang hidup di bumi harus menjaga agar hutan di Indonesia tetap utuh dan makin bertumbuh, bukan malah membuat hutan kita menjadi gundul supaya terbebas dari kerusakan alam yang membuat kita susah dan mendapatkan bencana nantinya. Pemerintah Indonesia sendiri terus berupaya untuk memberantas penebangan liar, akan tetapi program tersebut belum sepenuhnya optimal untuk memberantas penebangan liar yang ada di Negeri tercinta ini. Pemerintah dan warga setempat telah bergotong royong untuk membantu mengusir pembalakan liar yang ada di tiap – tiap wilayah mereka masing – masing agar wilayah tersebut terbebas dari pembalakan liar dan hutan mereka bisa dipertahankan keasliannya.
Contoh kasus berkaitan dengan judul artikel ini :
Satuan Petugas Terpadu Operasi Hutan Lestari II Kepolisian Negara RI yang bertugas di Jakarta menangkap salah satu target cukong yang diduga terlibat dalam penebangan kayu secara liar (illegal logging) di Papua. Tersangka bernama Rudi alias Asoy itu ditangkap di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu (5/3).
Selanjutnya, Asoy ditahan di Markas Besar Kepolisian Negara RI (Polri) untuk penyidikan lebih lanjut. Kepala Pelaksana Operasi Hutan Lestari II Komisaris Jenderal I Lebang yang sedang berada di posko Operasi Hutan Lestari II di Sorong, Papua, ketika dihubungi melalui telepon selulernya membenarkan hal tersebut.
Lebang mengatakan, penangkapan Asoy itu terkait dengan penangkapan kapal tongkang yang berisi ribuan meter kubik kayu di wilayah perairan Kalimantan Tengah pada saat Operasi Hutan Lestari I. Operasi tersebut digelar pada bulan November sampai Desember 2004.
Operasi Hutan Lestari I mengambil wilayah operasi di Kalimantan, sedangkan Operasi Hutan Lestari II mengambil wilayah operasi di Papua.
Terkait dengan penangkapan kapal tongkang milik Asoy, polisi mengindikasikan bahwa kayu-kayu yang diangkut kapal itu bukan hasil penebangan di wilayah Kalimantan, melainkan hasil penebangan ilegal di Papua.
Atas dasar itu, polisi terus mengembangkan penyidikan untuk mengetahui asal-usul kayu tersebut. Sesuai dengan dokumen yang diperiksa, kayu- kayu itu disebutkan berasal dari Kalimantan untuk diangkut dengan kapal milik Asoy ke Serawak, kemudian akan dikirim ke China, kata Lebang.
Dari contoh kasus di atas kita dapat ambil sedikit hikmah nya yakni jadilah sebagai pencari rezeki yang halal yang tidak merugikan Negara kita sendiri
Oleh karena itu kepada para aparat terkait para pejabat negeri juga kepada masyarakat Indonesia mari bersama sama menjaga hutan kita ini dengan cara reboisasi. Penanaman seribu pohon juga banyak yang lain nya .saya selaku penulis mohon maaf bila terdapat kesalahan dalam penulisan artikel ini dikarenakan saya masih dalam tahap belajar .
Cintailah negeri kita negeri Indonesia stop penebangan liar stop illegal loging



Sumber :http://www.antikorupsi.org/id/content/ditangkap-cukong-illegal-logging
 http://www.news.tridinamika.com/1421/akibat-dari-penebangan-liar

5 lagu daerah

5 LAGU DAERAH

Si patokaan
dari provinsi Sulawesi utara
 Sayang sayang si patokaan
Matego tego gorokan sayang
Sayang sayang si patokaan
Matego tego gorokan sayang
Sako mangemo tanah man jauh
Mangemo milei leklako saying

Pileuleuyan
Hayu batur hayu batur
Urang kumpul sarerea
Hayu batur hayu batur
Urang sosonoan heula
Pileuleuyan pileuleuyan
Sapu nyere pegat simpay
Pileuleuyan pileuleuyan
Paturay patepang deui
Amit mundur amit mundur
Amit ka jalma nu rea
Amit mundur amit mundur
Da kuring arek ngumbara
cipt. Mus K. Wirya

APUSE
dari daerah papua

Apuse kokon dao
Yarabe soren doreri
Wuf lenso bani nema baki pase
Apuse kokon dao
Yarabe soren doreri
Wuf lenso bani nema baki pase
Arafabye aswarakwar
Arafabye aswarakwar
Kambanglah bungo dari daerah sumatera barat
kambanglah bungo parautan
si mambang riang ditarikan
di desa dusun ranah minang
bungo kambang sumarak anjuang
pusaka minang ranah pagaruyuang
dipasuntiang siang malam tabayang bayang
rumah nan gadang
kambanglah bungo parautan
si mambang riang ditarikan
di desa dusun ranah minang

manuk dadali
dari provinsi jawa barat

Mesat ngapung luhur jauh di awang-awang
Meberkeun jangjangna bangun taya karingrang
Sukuna ranggaos reujeung pamatukna ngeluk
Ngapak mega bari hiberna tarik nyuruwuk
Saha anu bisa nyusul kana tandangna
Gandang jeung pertentang taya bandingannana
Dipikagimir dipikaserab ku sasama
Taya karempan kasieun leber wawanenna
chorus
Manuk Dadali manuk panggagahna
Perlambang sakti Indonesia Jaya
Manuk Dadali pangkakon carana
Resep ngahiji rukun sakabehna
Hirup sauyunan tara pahiri-hiri
Silih pikanyaah teu inggis bela pati
Manuk dadali ngandung siloka sinatria
Keur sakumna Bangsa di Nagara Indonesia
Cipt. Sambas Mangundikarta

Rek Ayo Rek (Surabaya/Provinsi Jawa Timur)
Rek ayo rek mlaku mlaku nang Tunjungan
Rek ayo rek rame rame bebarengan
Cak ayo cak sopo gelem melu aku
Cak ayo cak dolek kenalan cah ayu
reffrain :
Ngalor ngidul liwat toko ngumbah moto
Masio mung senggal senggol ati lego
Sopo ngerti nasib awak lagi mujur
Kenal anake sing dodol rujak cingur
Jok dipikir angger podho gelem mlaku
Jok dipikir angger podho gak duwe sangu
Mangan tahu jok dicampur nganggo timun
Malam minggu jok podho digawe nglamun
Sumber : http://indonesiaindonesia.com/f/102925-kumpulan-lirik-lirik-lagu-lagu-daerah/
Sumber : http://lirik-lagu-sunda.blogspot.com/2011/04/pileuleuyan.html
Sumber: http://lirik-lagu-sunda.blogspot.com/2011/03/manuk-dadali.html
sumber : http://nugsong.wordpress.com/2007/07/31/kambanglah-bungo/

AKU BANGGA MENJADI ANAK INDONESIA

AKU BANGGA MENJADI ANAK INDONESIA

Mengapa aku bangga menjadi anak Indonesia?
Indonesia adalah Negara yang besar yang terbentuk dari ribuan pulau berbagai suku juga begitu banyak ragam budaya di Indonesia, salah satu alasan saya mengapa saya bangga menjadi anak Indonesia adalah Indonesia mempunyai banyak keindahan di negeri nya baik di sektor pariwisata maupun kebudayaan nya , juga Indonesia adalah negeri yang mempunyai kekayaan alam yang begitu melimpah .
Indonesia di sebut sebagai paru paru dunia karena karena sebagai salah satu hutan tropis yang memiliki puluhan juta spesies flora dan paunanya. bagitu banyak kekayaan alam yang di miliki Indonesia,potensi keindahan alam di berbagai wilayah baik berupa gunung, laut , maupun yang lain nya indonesia juga mempunyai banyak penghargaan dari berbagai negara karena keindahan alam nya salah satu nya adalah di negeri kita yang juga menjadi obyek wisata andalan bangsa kita, yaitu Pulau Bali beberapa kali menerima penghargaan sebagai pulau terbaik di dunia dan menurut survei terbaru juga terdapat salah satu kota di pulau tersebut yang di nobatkan menjadi kota terbaik di Asia, yaitu Ubud.
Juga masih banyak di wilayah Indonesia yang lain yang tak kalah indah dari pulau bali Indonesia juga mempunyai kerajaan bawah air yang begitu memukau yakni kepulauan raja ampat di papua,Taman Laut Bunaken dan masih banyak lagi.
saya bangga terhadap negara indonesia karena indonesia juga mempunyai tokoh pejuang yang di akui di dunia yaitu bapak soekarno karena jejak nya di dalam sejarah indonesia yang berani mati membela negara indonesia dari tangan para penjajah. bapak soekarno juga adalah salah satu tokoh kebanggaan saya sejak saya kecil . karena berkat beliau lah negara indonesia bisa merdeka bebas dari para penjajah dunia.
Saya juga bangga dengan begitu banyak nya kebudayaan yang ada di Indonesia semisal tari tarian daerah nya yang membuat saya tertarik untuk mempelajari nya ada tari jaipong, tari kecak, dan sebagainya .masyarakat indonesia juga begitu ramah taman terhadap orang pendatang dari negara lain yang bersedia belajar kebudayaan negara indonesia . bahkan tak sedikit turis manca negara yang ingin belajar kebudayan indonesia dari mulai lagu daerah , alat musik tradisional, dan tak sedikit pula turis manca negara yang memutuskan tinggal di negara indonesia karna ke indahan nya .
Indonesia juga mempunyai kawasan yang di jadikan sebagai salah satu keajaiban dunia yakni candi Borobudur dan juga pulau komodo yang telah di sah kan oleh badan yang berwenang di bidang nya yang menyatakan itulah salah satu keajaiban dunia yang terdapat di Negara tercinta Indonesia.
Kemudian dari sektor olahraga saya juga patut bangga dengan Negara Indonesia , misal di cabang olahraga bulu tangkis indoesia beberapa kali memenangkan kejuaraan yang di raih para atlit nya . yang saya harapkan di masa yang akan datang untuk Negara Indonesia adalah terus lah maju negeri ku di segala bidang baik olahraga,ekonomi,pendidikan,budaya, maupun yang lainnya .
Dan tugas saya selaku masyarakat Indonesia adalah menjaga dan melestarikan yang ada di Negara tercinta karena kelangsungan Negara Indonesia juga ada di tangan para pelajar nya khusus nya masyarakat nya pula.
Kemudian jika saya di Tanya seberapa besar nya kecintaan saya dan seberapa besar kebanggaan saya terhadap Negara Indonesia saya menjawab saya bangga, saya bangga, dan saya cinta tanah air saya Indonesia selamanya .
Sekian artikel yang saya tulis mohon maaf jika banyak terdapat kesalahan dalam penulisan . terimakasih,,