Minggu, 14 Oktober 2012

ilmu budaya dasar



Pengetian Kebudayaan dan Peradaban
  1. Pengertian kebudayaan
Kebudayaan dalam bahasa Inggris disebut culture. Kata tersebut sebenarnya berasal dari bahasa Latin = colere yang berarti pemeliharaan, pengolahan tanah menjadi tanah pertanian. Dalam arti kiasan kata itu diberi arti “pembentukan dan pemurnian jiwa”. Sedangkan kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu kata buddayah. Kata buddayah berasal dari kata budhi atau akal. Manusia memiliki unsur-unsur potensi budaya yaitu pikiran (cipta), rasa dan kehendak (karsa). Hasil ketiga potensi budaya itulah yang disebut kebudayaan. Dengan kata lain kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.Dengan cipta manusia mengembangkan kemampuan alam pikir yang menimbulkan ilmu pengetahuan. Dengan rasa manusia menggunakan panca inderanya yang menimbulkan karya-karya seni atau kesenian. Dengan karsa manusia menghendaki kesempurnaan hidup, kemuliaan dan kebahagiaan sehingga berkembanglah kehidupan beragama dan kesusilaan.
 Mengenai pengertian kebudayaan tidak kurang dari 76 definisi telah dikemukakan oleh para ahli baik dalam dan luar negeri. Namun dalam modul ini Anda dapat mengenalnya dari pendapat Ki Hajar Dewantara dan Koentjaraningrat.Menurut Ki Hajar Dewantara: “Kebudayaan adalah buah budi manusia dalam hidup bermasyarakat” sedangkan menurut Koentjaraningrat, guru besar Antropologi di Universitas Indonesia: “Kebudayaan adalah keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara belajar”.
Ø  kebudayaan itu hanya dimiliki oleh masyarakat manusia;
Ø  kebudayaan itu tidak diturunkan secara biologis melainkan diperoleh melalui proses belajar; dan
Ø  kebudayaan itu didapat, didukung dan diteruskan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa hewan tidak berbudaya karena kehidupannya berdasarkan pada naluri/instink belaka. Hewan tidak punya akal budi seperti manusia, sehingga hanya manusia saja yang dapat disebut makhluk berbudaya.Untuk dapat mengenal lebih jauh mengenai kebudayaan, maka Anda dapat mempelajari materi berikutnya mengenai unsur-unsur kebudayaan yang universal.
Wujud Kebudayaan
    Wujud kebudayaan sebagai suatu yang kompleks dari ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagaia. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.Mengenai wujud kebudayaan ini, Elly M.Setiadi dkk dalam Buku Ilmu Sosial dan Budaya Dasar (2007:29-30) memberikan penjelasannya sebagai berikut :
1. Wujud Ide
  Wujud tersebut menunjukann wujud ide dari kebudayaan, sifatnya abstrak, tak dapat diraba, dipegang ataupun difoto, dan tempatnya ada di alam pikiran warga masyarakat dimana kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.Budaya ideal mempunyai fungsi mengatur, mengendalikan, dan memberi arah kepada tindakan, kelakuan dan perbuatan manusia dalam masyarakat sebagai sopan santun. Kebudayaan ideal ini bisa juga disebut adat istiadat.
2.  Wujud perilaku
  Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri. Wujud ini bisa diobservasi, difoto dan didokumentasikan karena dalam sistem ssosial ini terdapat aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi dan berhubungan serta bergaul satu dengan lainnya dalam masyarakat. Bersifat konkret dalam wujud perilaku dan bahasa.
3. Wujud Artefak
  Wujud ini disebut juga kebudayaan fisik, dimana seluruhnya merupakan hasil fisik. Sifatnya paling konkret dan bisa diraba, dilihat dan didokumentasikan. Contohnya : candi, bangunan, baju, kain komputer dll.
Unsur Kebudayaan
  Mengenai unsur kebudayaan, dalam bukunya pengantar Ilmu Antropologi, Koenjtaraningrat, mengambil sari dari berbagai kerangka yang disusun para sarjana Antropologi, mengemukakan bahwa ada tujuh unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia yang kemudian disebut unsur-unsur kebudayaan universal, antaralain :
Ø  Bahasa
Ø  Sistem Pengetahuan
Ø  Organisasi Sosial
Ø  Sistem Peralatan Hidup dan Teknologi
Ø  Sistem Mata Pencaharian
Ø  Sistem Religi
Unsur-unsur kebudayaan
  Kebudayaan umat manusia mempunyai unsur-unsur yang bersifat universal. Unsur-unsur kebudayaan tersebut dianggap universal karena dapat ditemukan pada semua kebudayaan bangsa-bangsa di dunia. Menurut Koentjaraningrat ada tujuh unsur kebudayaan universal, yaitu:
a. Sistem religi yang meliputi:
Ø  sistem kepercayaan
Ø  sistem nilai dan pandangan hidup
Ø  komunikasi keagamaan
Ø  upacara keagamaan
b. Sistem kemasyarakatan atau organisasi sosial yang meliputi:
Ø  kekerabatan
Ø  asosiasi dan perkumpulan
Ø  sistem kenegaraan
Ø  sistem kesatuan hidup
Ø  perkumpulan
c. Sistem pengetahuan meliputi pengetahuan tentang:
Ø  flora dan fauna
Ø  waktu, ruang dan bilangan
Ø  tubuh manusia dan perilaku antar sesama manusia
d. Bahasa yaitu alat untuk berkomunikasi berbentuk:
Ø  lisan
Ø  tulisan
e. Kesenian yang meliputi:
Ø  seni patung/pahat
Ø  relief
Ø  lukis dan gambar
Ø  rias
Ø  vokal
Ø  musik
Ø  bangunan
Ø  kesusastraan
Ø  drama
f. Sistem mata pencaharian hidup atau sistem ekonomi yang meliputi:
Ø  berburu dan mengumpulkan makanan
Ø  bercocok tanam
Ø  peternakan
Ø  perikanan
Ø  perdagangan
g. Sistem peralatan hidup atau teknologi yang meliputi:
Ø  produksi, distribusi, transportasi
Ø  peralatan komunikasi
Ø  peralatan konsumsi dalam bentuk wadah
Ø  pakaian dan perhiasan
Ø  tempat berlindung dan perumahan
Ø  senjata
Unsur-unsur budaya yang universal tersebut disusun secara berurutan. Urutan yang terdahulu adalah yang lebih susah.Untuk memperjelas pengertian tentang unsur-unsur kebudayaan tersebut cobalah Anda berikan contohnya pada kehidupan bangsa Proto Melayu yang telah Anda pelajari pada modul 1 dan 2 dengan mengisi tabel di bawah ini.
               

Unsur kebudayaan
                Contoh hasil kebudayaan
1.Sistem kepercayaan Animisme, dinamisme serta pemujaan terhadap roh nenek moyang (manisme).
2.Sistem kemasyarakatan Sistem kesatuan hidup yang disebut desa.
3.Bahasa Melayu Austronesia.
4.Seni patung Pembuatan patung nenek moyang.
5.Sistem mata pencaharian Bercocok tanam dan beternak.
6.Wadah menyimpan makanan Gerabah dari tanah liat.
 Setelah Anda memahami tentang unsur-unsur kebudayaan maka uraian modul berikutnya Anda dapat pelajari mengenai wujud kebudayaan.
. Wujud benda hasil budaya
  Semua benda hasil karya manusia tersebut bersifat konkrit, dapat diraba dan difoto. Kebudayaan dalam wujud konkrit ini disebut kebudayaan fisik. Contoh: bangunanbangunan megah seperti piramida, tembok cina, menhir, alat rumah tangga seperti kapak perunggu, gerabah dan lain-laiDalam kenyataan sehari-hari ketiga wujud tersebut yaitu gagasan, perilaku dan benda hasil budaya tidak terpisahkan dan saling mempengaruhi. Contoh: salah satu unsur kebudayaan adalah sistem religi maka wujud budaya sistem religi adalah sebagai berikut:
1.gagasan : konsep tentang dewa-dewa, roh.
2.perilaku : upacara keagamaan yang dilakukan oleh salah satu bangsa dengan konsep kepercayaan                    tersebut, misalnyapemujaan terhadap roh nenek moyang pada masyarakatIndonesia
3.benda hasil budaya :dapat ditemukan contohnya pada masyarakat prasejarah di Indonesia berupa   menhir, patung perwujudan nenekmoyang
4. Peradaban: Istilah peradaban dalam bahasa Inggris disebut Civilization. Istilah peradaban sering dipakai untuk menunjukkan pendapat dan penilaian kita terhadap perkembangan kebudayaan. Pada waktu perkembangan kebudayaan mencapai puncaknya berwujud unsur-unsur budaya yang bersifat halus, indah, tinggi, sopan, luhur dan sebagainya, maka masyarakat pemilik kebudayaan tersebut dikatakan telah memiliki peradaban yang tinggi.Dengan batasan-batasan pengertian di atas maka istilah peradaban sering dipakai untuk hasil-hasil kebudayaan seperti: kesenian, ilmu pengetahuan dan teknologi, adat sopan santun serta pergaulan. Selain itu juga kepandaian menulis, organisasi bernegara serta masyarakat kota yang maju dan kompleks.Tinggi rendahnya peradaban suatu bangsa sangat dipengaruhi oleh faktor pendidikan, kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan.Tiap-tiap masyarakat atau bangsa di manapun selalu berkebudayaan, akan tetapi tidak semuanya telah memiliki peradaban yang tinggi.Kebudayaan merupakan keseluruhan dari hasil budidaya manusia baik cipta, karsa dan rasa. Kebudayaan berwujud gagasan/ide, perilaku/aktivitas dan benda-benda. Sedangkan peradaban adalah bagian-bagian dari kebudayaan yang tinggi, halus, indah dan maju.

MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
A. MANUSIA
  Dalam ilmu eksakta, manusia dipandng sebagai kumpulan dari partikel-partikel atom yang membentuk jaringan-jaringan sistem yang dimiliki oleh manusia (ilmu kimia), manusia merupakan kumpulan dari berbagai sistem fisik yang saling terkait satu sama lain dan merupakan kumpulan dari energi (ilmu fisika), manusia merupakan makhluk biologisyang tergolong dalam golongan makhluk mamalia (biologi). Dalam ilmu-ilmu sosial manusia merupakanmakhluk yang ingin memperoleh keuntungan atau selalu memperhitungkan setiap kegiatan, sering disebut homo economicus (ilmu ekonomi), manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri (sosiologi), makhluk yang selalu ingin mempunyai kekuasaan (politik) makhluk yang berbudaya, sering disebut homo-humanus (filsafat), dan lain sebagainya.Ada dua pandangan yang akan kita jadikan acuan untuk menjelaskan tentang unsur-unsur yang membangun manusia
1) Manusia terdiri dari empat unsur terkait, yaitu
a. Jasad,
b. Hayat.
c. Ruh,
d. Nafs.
2) Manusia sebagai satu kepribadian mengandung tiga unsur, yaitu :
a. Id, merupakan libido murni,atau energi psikis yang menunjukkan ciri alami yang irrasional dan terkait dengan sex, yang secara instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran (unconcious). Terkurung dari realitas dan pengaruh sosial, Id diatur oleh prinsip kesenangan, mencari kepuasan instingsual libidinal yang harus dipenuhi baik secara langsung melalui pengalaman seksual, atau tidak langsung melalui mimpi atau khayalan.
b. Ego, merupakan bagian atau struktur kepribadian yang pertama kali dibedakan dari Id, seringkali disebut sebagai kepribadian “eksekutif” karena peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang dapat dimengerti oleh orang lain.
c. Superego, merupakan kesatuan standar-standar moral yang diterima oleh ego dari sejumlah agen yang mempunyai otoritas di dalam lingkungan luar diri, biasanya merupakan asimilasi dari pandangan-pandangan orang tua.
B. HAKEKAT MANUSIA
a. Makhluk ciptaan Tuhan yang terdiri dari tubuh dan jiwa sebagai satu kesatuan yang utuh.
b. Makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, jika dibandingkan dengan makhluk lainnya. Terdiri dari dua hal,yaitu perasaan inderawi dan perasaan rohani. Perasaan rohani adalah perasaan luhur yang hanya terdapat pada manusia,misalnya:
1) Perasaan intelektual,
2) Perasaan estetis,
3) Perasaan etis,
4) Perasaan diri,
5) Perasaan sosial,
6) Perasaan religius.
c. Makhluk biokultural, yaitu makhluk hayati yang budayawi.
d. Makhluk ciptaan Tuhan yang terikat dengan lingkungan (ekologi), mempunyai kualitas dan martabat karena kemampuan bekerja dan berkarya.
C. KEPRIBADIAN BANGSA TIMUR
budaya timur
  Untuk menghindari pendekatan terhadap jiwa manusia itu, hanya sebagai subyek yang terkandung dlam batas individu yang terisolasi, maka Hsu telah mengembangkan suatu konsepsi, bahwa dalam jiwa manusia sebagai makhluk sosial budaya itu mengandung delapan daerah yang seolah-olah seperti lingkaran-lingkaran konsentris sekitar dan pribadi.
Nomor 7 dan nomor D disebut daerah tak sadar dan sub sadar. Kedua lingkaran itu berada di daerah pedalaman dari alam jiwa individu dan terdiri dari bahan pikiran dan gagasan yang telah terdesak ke dalam.
Nomor 5 disebut kesadaran yang tak dinyatakan (unexpressed conscious). Lingkaran it terdiri dari pikiran-pikiran dan gagasan-gagasan yang disadari oleh si individu yang bersangkutan,tetapi disimpannya saja di dalam alam jiwanya sendiri dan tak dinyatakan kepada siapapun juga dalam lingkungannya. Hal itu disebabkan ada kemungkinan, bahwa :
a) Ia takut salah dan takut dimarahi orang apabila ia menyatakannya, atau karena ia punya maksud jahat.
b) Ia sungkan menyatakannya, atau karena belum yakin bahwa ia akan mendapat respons dan pengertian yang baik dari sesamanya, atau takut bahwa walaupun diberi respons, respons itu sebenarnya tak diberikkan dengan hati yang ikhlas atau juga karena ia takut ditolak mentah-mentah.
c) Ia malu karena taku ditertawakan, atau karena ada perasaan bersalah yang mendalam.
d) Ia tidak bisa menemukan kata-kata atau perumusan yang cocok untuk menyatakan gagasan yang bersangkutan tadi kepada sesamanya.

Nomor 4 disebut kesadaran yang dinyatakan (expressed conscious). Lingkaran ini di dalam alam jiwa manusia mengandung pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, dan perasaan-perasaan yang dapat dinyatakan secara terbuka oleh si individu kepada sesamanya.
Nomor 3 disebut lingkaran hubungan karib, mengandung konsepsi tentang orang-orang, binatang-binatang, atau benda-benda yang oleh si individu diajak bergaul secara mesra dan karib, yang bisa dipakai sebagai tempat berlindung dan tempat mencurahkan isi hati apabila ia sedang terkena tekanan batin atau dikejar-kejar oleh kesedihan dan oleh masalah-masalah hidup yang menyulitkan.
Nomor 2 disebut lingkungan hubungan berguna, tidak lagi ditandai oleh sikap sayang dan mesra, melainkan ditentukan oleh fungsi kegunaan dari orang, binatang atau benda-benda itu bagi dirinya.
Nomor 1 disebut lingkaran hubungan jauh, terdiri dari pikiran dan sikap dalam alam jiwa manusia tentang manusia, benda-benda, alat-alat, pengetahuan dan adat yang ada dalam kebudayaan dan masyarakat sendiri, tetapi yang jarang sekali mempunyai arti dan pengaruh langsung terhadap kehidupan sehari-hari.
Nomor 0 disebut lingkungan dunia luar, terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan yang hampir sama dengan pikiran yang terletak dalam lingkungan nomor 1, hanya bedanya terdiri dari pikiran-pikiran dan anggapan-anggapan tentang orang dan hal yang terletak di luar masyarakat dan negara Indonesia, dan ditanggapi oleh individu bersangkutan dengan sikap masa bodoh.
OPINI
Dari penjabaran di atas, saya mempunyai opini tentang hubungan manusia dan kebudayaan, yaitu :
Manusia merupakan makhluk sosial yang diberi kelebihan oleh ALLAH SWT yaitu pikiran dan akal sehat. Kebudayaan bagi saya lebih dekat kepada karya seni yang tumbuh dari suatu kumpulan masyarakat. Seperti tarian, adat istiadat, suara nada sebuah lagu atau irama yang berbeda-beda sesuai dengan ciri khas daerah sekumpulan masyarakat tersebut. Kebudayaan bisa juga didasarkan karena pikiran dan kreativitas seseorang sehingga jadilah sebuah karya yang bisa di buat sebagai hak patennya suatu daerah yang di jadikan suatu ciri khas daerah tersebut.
Menurut saya manusia dan kebudayaan sangat berhubungan karena tanpa kebudayaan, kehidupan manusia akan terasa datar dan tidak berwarna. Manusia mungkin saja bisa hidup tanpa kebudayaan, tapi kebudayaan bisa hidup karena kreatifitas yang ada dalam diri manusia tersebut.

Pengaruh Budaya Asing Terhadap Budaya Nasional
Dampak Budaya Asing
    Corak rekasi yang menurut kebudayaan barat. Corak reaksi ini menganggap kebudayaan Timur sendiri sudah tidak relevan lagi untuk menghadapi kondisi sekarang; hanya kebudayaan barat yang unggul dan mampu melahirkan manusia yang berkualitas, Corak rekasi sama sekali anti kebudayaan barat. Corak ini menganggap kebudayaan Barat hanya melahirkan manusia yang kejam dan kebudayaanTimur lah yang unggul.
    Corak reaksi yang berusaha melihat perbenturan budaya Barat dan Timur. Corak reaksi ini berusaha mengambil jarak dan melihat secara jujur keunggulan budaya barat dan kelemahan budaya timur, sekaligus mempertahankan relevansi nilai-nilai budaya barat dan timur. Dampak kebudayaan barat di Indonesia dicerminkan dalam wujud globalisasi dan modernisasi yang dapat membawa dampak positif dan dampak negatif bagi bangsa kita.
1.      Dampak Positif
    Perubahan Tata Nilai dan Sikap. Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.Tingkat Kehidupan yang lebih Baik. Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
2.      Dampak Negatif
    Pola Hidup Konsumtif . Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengkonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
    Sikap Individualistik. Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
    Gaya Hidup Kebarat-baratan. Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormatkepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
    Kesenjangan Sosial. Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial. Kesenjangan social menyebabkan adanya jarak antara si kaya dan si miskin sehingga sangat mungkin bisa merusak kebhinekaan dan ketunggalikaan Bangsa Indonesia.
Kebudayaan dan agama
   Manusia yang diciptakan oleh Sang Khaliq, tidak bisa dilepaskan dari suatu agama. Dari bangsa primitif hingga orang-orang modern dan dengan kemapuannya yang setiap saat selalu berkembang, manusia bisa menciptakan suatu kebudayaan. Sejarah mencatat, begitu banyak kebudayaan yang muncul dimuka bumi ini. Kebudayaan Mesir Kuno, Messopotamia, Yunani, Cina, Islam dan lain-lain adalah bukti bahwa manusia mampu menciptakan suatu tatanan masyarakat yang maju pada zamannya. Selain banyaknya kebudayaan yang bermunculan dimuka  bumi, agama yang merupakan suatu petunjuk bagi manusia di alam dunia juga banyak bermunculan, seperti tiga besar agama Ibrahim yaitu Yahudi, Nasrani, dan Islam, kemudian di dataran Cina muncul Taoisme, Konfusianisme dan Sinto serta agama-agama yang muncul dari bangsa Arya seperti Hinduisme, Buddhisme dan Jainisme. Semuanya menjelaskan bahwa adanya bukti yang saling berkaitan antara manusia, agama dan kebudayaan.
Apabila kita melihat keduanya dalam sudut ilmu pengetahuan, maka ada dua cabang ilmu yang mengkaji masing-masing. Ilmu yang mempelajari agama tertentu biasa disebut dengan ilmu ketuhanan atau bisa disebut dengan Teologi. Sedangkan ilmu yang mempelajari tentang kebudayaan dan manusianya disebut Antropologi. Ilmu yang pertama bersifat subjektif, sedangkan yang kedua lebih bersifat objektif. Apabila keduanya disatukan, maka muncullah suatu bidang disiplin ilmu yaitu Antropolgi Agama. Banyak kajian yang telah dilakukan oleh para antropolog mengenai suatu  kebudayaan yang didalamnya terdapat masyarakat beragama. Menurut sebagian banyak antropolog, agama merupakan suatu hasil dari kebudayaan yang diciptakan oleh manusia, akan tetapi pendapat tersebut sangat bertentangan dengan doktrin yang ada dalam agama. Dalam makalah yang singkat ini, akan dibahas apakah agama merupakan hasil dari suatu kebudayaan atau  kebudayaan yang merupakan hasil dari suatu agama.
Banyak definisi-definisi dan pengertian yang dikemukakan oleh para ahli antropologi terhadap agama, diantaranya yang dikemukakan oleh orang yang berkebangsaan Inggris yaitu Edward Burnett Tylor. Ia mendefinisikan agama secara sederhana dan mengatakan bahwa agama adalah keyakinan terhadap sesuatu yang spiritual.[4] Ia menggambarkan agama sebagai kepercayaan kepada adanya ruh gaib yang berfikir, bertindak dan merasakan sama dengan manusia.[5] Selain Tylor yang mengemukakan pendapatnya tentang agama, James George Frazer yang merupakan seorang antropolog mengatakan bahwa agama adalah penyembahan kepada kekuatan yang lebih agung dari manusia atau supernatural, yang diaggap mengatur dan menguasai jalannya alam semesta.[6] Mircea Eliade berpendapat bahwa agama harus dipahami sebagai yang mempengaruhi aspek-aspek kehidupan yang lain, sebagai variabel independen.[7]
Dengan demikian, agama atau kehidupan beragama pada dasarnya merupakan suatu kepercayaan terhadap adanya kekuatan gaib, luar biasa atau supernatural yang berpengaruh terhadap kehidupan individu dan masyarakat. Fokus perhatian yang lebih ditonjolkan dalam kajian antropologi agama adalah beragamanya manusia serta masyarakat dan sebagai ilmu sosial, antropologi tidak membahas salah benarnya suatu agama dan segenap perangkatnya, seperti kepercayaan, ritual, dan kepercayaan kepada yang sakral.

Agama Bagian Dari Kebudayaan?
Sebelum membahas apakah agama bagian dari kebudayaan atau sebaliknya, alangkah baiknya kita mencari tahu definisi dari budaya atau kebudayaan itu sendiri. Dalam kamus lengkap bahasa Indonesia dikatakan bahwa Kebudayaan atau budaya memiliki arti sebagai pikiran atau akal budi.[8] Clifford Geertz seorang ahli antropologi berkebangsaan Amerika yang pernah mengadakan suatu observasi di daerah Jawa dan Bali mengatakan, bahwa kebudayaan digambarkannya sebagai sebuah pola makna-makna atau ide-ide yang termuat dalam simbol-simbol yang dengannya masyarakat menjalani pengetahuan mereka tentang kehidupan dan mengekspresikan kesadaran mereka melalui simbol-simbol tersebut.[9] Koentjaraningrat mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik dari manusia dengan belajar.[10] Dengan demikian kita bisa mengambil suatu kesimpulan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan dari kehidupan manusia yang terpola dan didapatkan dengan belajar atau yang diwariskan kepada generasi berikutnya, baik yang masih dalam pikiran, perasaan dan hati pemiliknya, maupun yang sudah lahir dalam bentuk tindakan dan benda.
Para antropolog pada umumnya menempatkan agama sebagai salah satu dari aspek-aspek kebudayaan karena dia merupakan norma dan prinsip yang ada dalam keyakinan, pemahaman, dan rasa masyarakat yang bersangkutan dengan yang gaib. Selain itu, para ahli budaya memandang dengan sudut pandang mereka dan berpendapat bahwa agama adalah human made.[11] Pandangan yang diajukan seperti ini menolak adanya yang gaib, Tuhan, dan wahyu dalam agama karena yang digunakan mereka adalah metode ilmiah yang rasional empirik sebagai tolak ukur untuk menentukan ada atau tidak adanya sesuatu. Sebaliknya para agamawan atau ahli teolog tidak mau mengakui agama sebagai suatu kebudayaan, karena agama diturunkan Tuhan kepada manusia sebagai petunjuk bagi mereka dalam menjalani hidup dan kehidupan.
Persoalan yang muncul dari kedua pendapat yang berbeda tersebut menimbulkan pertanyaan, apakah agama merupakan hasil suatu kebudayaan yang diciptakan manusia atau sebaliknya?. Hilman Hadikusuma mengungkapkan dalam bukunya Antropologi Agama, dalam kajian antroplogi ada istlah agama, agama budaya dan kebudayaan agama. Agama adalah ajaran yang diturunkan oleh Tuhan untuk petunjuk bagi umat manusia dalam menjalani kehidupannya. Sedangkan agama budaya adalah petunjuk hidup yang berasal dari pemikiran dan kebudayaan manusia. Sedangkan kebudayaan agama yaitu hasil kreasi manusia.[12] Apabila kita kembali kepada definisi tentang kebudayaan, agama (wahyu) sebagai ajaran dari Tuhan bukanlah kebudayaan karena bukan hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Akan tetapi, ajaran agama bukan semuanya yang merupakan wahyu Tuhan. Banyak pula yang merupakan penafsiran dan pendapat pemuka agama terhadap wahyu Tuhan itu, sehingga merupakan suatu kebudayaan. Selain itu, ada pula agama yang merupakan hasil kebudayaan manusia, yaitu yang hanya berasal dari tradisi turun-temurun dan tidak jelas siapa pembawanya, kapan dan dimana turunnya.

Agama Dalam Memandang Kebudayaan
Sebagai agama wahyu, Islam memposisikan budaya atau kebudayaan sebagai salah satu apek yang dihasilkan oleh manusia dan agama bukan termasuk kedalam aspek tersebut. Islam yang termasuk kedalam agama-agama samawi atau agama Ibrahim selain Yahudi dan Nasrani memiliki sejumlah tradisi yang sama namun perbedaan-perbedaan mendasar dalam inti ajarannya. Ketiganya telah memberikan pengaruh yang sangat besar dalam kebudayaan manusia di berbagai belahan dunia.[13] Kebudayaan yang ada dalam agama samawi bukanlah sembarang kebudayaan, tetapi kebudayaan yang dikembangkan dari ajaran yang datang dari Tuhan. Contoh dalam agama Islam, ayat tentang wajib shalat bukanlah kebudayaan, tetapi shalat yang dilaksanakan oleh umat Islam adalah kebudayaan Islam. Ajaran agama ada yang merupakan budaya, yaitu yang dipahami dan diijtihadkan oleh pemuka agama atau para ulama, dan ada yang bukan budaya, yaitu yang langsung diungkapkan dari ayat-ayat Tuhan.[14]
Berbeda dengan pendapat Gazalba, bahwa melaksanakan ajaran agama yang dinyatakan dengan jelas dan tegas oleh wahyu, contoh seperti shalat, puasa, dan zakat bukan kebudayaan. Akan tetapi, menafsirkan ajaran agama dan melaksanakan tafsiran atau hasil ijtihad, seperti shalat dengan jahar basmalah, qunut dan tanpa qunut adalah kebudayaan.[15] Baginya, penilaian apakah sesuatu dinamakan kebudayaan atau tidak adalah dari asal pikiran, rasa dan karsa itu sendiri. Apabila semuanya itu berasal dari manusia, dia adalah kebudayaan. Namun apabila asal usulnya bukan dari manusia atau masyarakat, itu bukanlah kebudayaan.