Nama : aripin
Kelas : 4ea07
Npm : 11212143
Tugas : Etika bisnis
Judul : tentang 1. Bisnis
dalam bidang pertanian, 2. Bisnis dalam peternakan, 3. Bisnis dalam
bidang kelautan
- Bisnis Dalam Bidang Pertanian
Pengertian Bisnis dalam bidang
pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber
daya hayati yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri,
atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan
hidupnya. Kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk
dalam pertanian biasa difahami orang sebagai budidaya tanaman
atau bercocok tanam (bahasa Inggris: crop cultivation)
serta pembesaran hewan ternak (raising), meskipun
cakupannya dapat pula berupa pemanfaatan mikroorganisme dan
bioenzim dalam
pengolahan produk lanjutan, seperti pembuatan keju
dan tempe,
atau sekedar ekstraksi semata, seperti penangkapan ikan atau
eksploitasi hutan.
- Macam-macam bisnis pertanian
Bisnis sektor pertanian Indonesia
bisa dibilang cukup beraneka ragam dan menjanjikan sebuah keuntungan. Bagaimana
tidak, mayoritas perekonomian masyarakat Indonesia bergerak di sektor
pertanian. Sektor pertanian yang dimaksud tersebut bukan hanya pertanian dalam
artian sempit akan tetapi merambah ke pertanian dalam artian luas. Sektor
pertanian dalam artian luas tersebut sangat memberi prospek dalam berbisnis.
Sektor itu dapat dikelompokkan menjadi:
- Bisnis Pertanian Rakyat
Bisnis pertanian rakyat atau disebut
dengan pertanian dalam artian sempit merupakan sektor yang tidak asing lagi di
kalangan masyarakat Indonesia. Banyak masyarakat di Indonesia yang menggeluti
bisnis sektor ini dari jaman dahulu secara turun temurun hingga saat ini.
Dikarenakan turun temurun tersebut, bisnis pertanian rakyat bisa dibilang
mempunyai berbagai variasi jenis. Bisnis pertanian rakyat bisa meliputi jenis
pertanian pangan, sayuran, buah-buahan, serta tanaman lain yang mempunyai
potensi diperjual belikan.
2. Bisnis Perkebunan
Bisnis perkebunan merupakan bisnis
usaha penanaman lahan dengan berbagai tanaman keras. Ada dua macam perkebunan,
yaitu perkebunan rakyat dan perkebunan besar. Perkebunan rakyat adalah
perkebunan yang dikelola oleh rakyat. Perkebunan besar biasanya dikelola oleh
pemerintah atau perusahaan perkebunan. Perkebunan besar biasanya menanam karet,
kelapa, kelapa sawit, dan tebu. Bukan hanya itu, akan tetapi tanaman perkebunan
dapat digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu tanaman musiman dan tanaman
tahunan.
1) Contoh tanaman perkebunan musiman
atau berumur pendek adalah tebu, tembakau, dan rosela.
2) Contoh anaman perkebunan
tahunan atau berumur panjang atau tahunan adalah teh, kopi, cengkeh, lada,
karet, kelapa, dan kelapa sawit. Hasil perkebunan tersebut kebanyakan lebih
ditujukan untuk ekspor sehingga dapat menghasilkan omset yang besar dan sangat
menjanjikan. Tak heran jika sektor ini sekarang menjadi incaran para pengusaha
konglongmerat di negeri ini.
3. Bisnis Kehutanan
Bisnis kehutanan adalah bisnis usaha
pengelolaan komoditas hasil hutan seperti kayu–kayu besar, rotan, damar,
kemenyan dan lainya. Dari kesemua hasil tersebut salah satu hasil hutan yang
akhir-akhir ini cukup prospek adalah pengolahan kayu jati. Produk pengolahan
kayu jati ini cukup laku dipasaran. Pusat pengolahan kayu jati tersebut banyak
terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Daerah penghasil kayu jati
hutan adalah Kalimantan, Sumatera, dan Papua.
4. Bisnis Peternakan
Bisnis peternakan adalah bisnis
usaha memelihara binatang peliharaan yang dapat diambil manfaatnya sehingga
mampu memberikan suatu keuntungan. Usaha bisnis peternakan dapat digolongkan
menjadi tiga, yaitu peternakan hewan besar, peternakan hewan kecil, dan
peternakan unggas.
1) Contoh peternakan hewan
besar adalah peternakan sapi, kerbau, dan kuda. Peternakan hewan besar banyak
dilakukan di daerah dengan padang rumput yang luas. Contohnya di Nusa Tenggara
Timur.
2) Contoh peternakan hewan kecil
adalah peternakan kambing, domba, kelinci, dan babi.
3) Contoh peternakan unggas adalah
peternakan ayam, itik, entok, dan burung.
Bisnis peternakan di Indonesia ada
yang dikelola secara kecil-kecilan dan ada juga yang dikelola secara
besar-besaran. Peternakan kecil-kecilan dilakukan di rumah-rumah penduduk,
contohnya peternakan ayam, kambing, kerbau, dan kelinci. Peternakan
besar-besaran biasanya dilaksanakan oleh pemerintah dan pengusaha swasta. Kedua
sektor usaha peternakan tersebut menghasilkan daging, telur, susu, dan kulit.
Komoditas tersebutlah yang biasanya selalu memenuhi permintaan konsumen di
pasar dalam skala Nasional.
5. Bisnis Perikanan
Sebagaimana kita ketaui, Indonesia
mempunyai wilayah perairan yang sangat luas. Hal tersebut dikarenakan Indonesia
merupakan Negara kepulauan yang terdiri lebih dari tujuh belas ribu pulau. Dari
sisi itulah Indonesia bisa dibilang mempunyai potensi bisnis usaha perikanan
yang menjanjikan.
Uraian mengenai macam-macam bisnis
pertanian diatas sepertinya selaras terhadap yang dikatakan oleh (Mubyarto,
1986:21) bahwa pertanian terbagi ke dalam pertanian dalam arti luas dan
pertanian dalam arti sempit, yang mana keduanya mempunyai potensi bisnis
pertanian yang bagus. Bisnis sektor pertanian yang dimaksud mencangkup:
1) Pertanian rakyat (disebut
juga sebagai pertanian dalam arti sempit).
2) Perkebunan (termasuk
didalamnya perkebunan rakyat atau perkebunan besar).
3) Kehutanan.
4) Peternakan.
5) Perikanan (dalam perikanan
dikenal pembagian lebih lanjut yaitu perikanan darat dan perikanan laut).
- Potensi bisnis pertanian di Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan
dengan kurang lebih 17.508 pulau yang tersebar di 33 provinsi. Hal tersebut
menjadikan Indonesia memiliki potensi alam yang sangat melimpah akan
keanekaragaman flora dan faunanya. Selain itu Indonesia juga dikenal sebagai
negara agraris. Sebagai Negara agraris, Indonesia memiliki tanah yang subur dan
dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis tanaman pertanian. Banyak sekali jenis
tanaman yang bisa ditanam di Indonesia seperti sayur- mayur, tanaman
obat-obatan, tanaman pangan seperti padi-padian, umbi -umbian hingga pertanian
kayu-kayu berkualitas tinggi dan bernilai jual mahal.
- Potensi Keanekaragaman Hayati
Indonesia memiliki potensi
sumberdaya alam, termasuk plasma nutfah, yang melimpah. Bio-diversity darat
Indonesia merupakan terbesar nomor dua di dunia setelah Brasil, sedangkan bila
termasuk biodiversity laut maka Indonesia merupakan terbesar nomor satu di
dunia. Hal ini dapat dilihat dengan beragamnya jenis komoditas pertanian
tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan yang sudah sejak lama
diusahakan sebagai sumber pangan dan pendapatan masyarakat.
Aneka ragam dan besarnya jumlah
plasma nutfah tanaman dan hewan menjadikan Indonesia mempunyai potensi bisnis
yang prospek. Dari hasil keranekaragam tersebut bermunculan bahan olahan yang
dapat digunakan dalam proses bahan baku industri. Banyak orang-orang yang
memanfaatkan potensi tersebut dengan mencoba mendirikan industri rumah tangga.
Atas adanya industri rumah tangga tersebut, para angkatan kerja banyak yang
terserap, dan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.
2. Potensi Lahan
Ada banyak potensi lahan di
Indonesia yang bisa digunakan dan bisa digarap petani Indonesia. Jika
kesemuanya itu bisa dimanfaatkan dengan baik, maka akan menjadi sebuah peluang
bisnis yang menguntungkan. Banyak potensi yang dimiliki Indonesia yang bisa
mejadi peluang bisnis karena Indonesia itu adalah negara yang kaya akan sumber
daya alam dan memiliki tanah yang subur. Oleh karena itu kita harus bisa
memafaatkan kekayaan Indonesia dengan baik dan benar sehingga menjadi peluang
bisnis yang menguntungkan.
Indonesia memiliki potensi
ketersediaan lahan yang cukup besar dan belum dimanfaatkan secara optimal. Data
dari kajian akademis yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pengelolaan
Lahan dan Air, Kementerian Pertanian pada tahun 2006 memperlihatkan bahwa total
luas daratan Indonesia adalah sebesar 192 juta ha, terbagi atas 123 juta ha
(64,6 persen) merupakan kawasan budidaya dan 67 juta ha sisanya (35,4 persen)
merupakan kawasan lindung. Dari total luas kawasan budidaya, yang berpotensi
untuk areal pertanian seluas 101 juta ha, meliputi lahan basah seluas 25,6 juta
ha, lahan kering tanaman semusim 25,3 juta ha dan lahan kering tanaman tahunan
50,9 juta ha. Sampai saat ini, dari areal yang berpotensi untuk pertanian
tersebut, yang sudah dibudidayakan menjadi areal pertanian sebesar 47 juta ha,
sehingga masih tersisa 54 juta ha yang berpotensi untuk perluasan areal
pertanian,
3. Potensi Perairan
Selain dikenal sebagai Negara
agraris, Indonesia juga mempunyai potensi sebagai Negara maritim. Hal itu tidak
lepas dalam kaitanya wilayah Indonesia yang sebagian besar adalah wilayah
perairan dan lautan. Tentu saja keadaan tersebut dapat menjadikan peluang
tersendiri dalam pengembangaan usaha perikanan. Dari sisi tersebutlah yang
menjadikan potensi bisnis perikanan di Indonesia mempunyai prospek yang bagus
dalam persaingan dunia kerja.
Sektor perikanan merupakan sektor
yang cukup baik dalam peningkatan pendapatan nasional. Banyak pasar ekspor yang
akhir-akhir ini tertarik terhadap hasil perikanan Indonesia. Sebut saja
Negara-negara di timur tengah dan Amerika yang memberi peluang masuknya produk perikanan
Indonesia. Alhasil pendapatan nasional cukup meningkat akibat sumbangan ekspor
perikanan ke Negara luar negeri.
Besar pendapatan sektor pertanian
(Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan) menunjukkan angka yang terus
meningkat dari tahun 2004 hingga 2009, yaitu sebesar Rp 329.124,6 Miliar pada
tahun 2004 yang terus meningkat di tahun-tahun berikutnya hingga mencapai Rp
858.252 Miliar pada tahun 2009. Begitu pula dengan pendapatan sektor industri
yang juga mengalami peningkatan, besar pendapatan sektor industri (industri
pengolahan) menunjukkan angka yang terus meningkat dari tahun 2004 hingga 2009,
yaitu sebesar Rp 644.342,6 Miliar pada tahun 2004 yang terus meningkat di
tahun-tahun berikutnya hingga mencapai Rp 1.480.905,4 Miliar pada tahun 2009.
Pendapatan Dometik Bruto (PDB) Indonesia pun secara keseluruhan mengalami
peningkatan, besar PDB tahun 2004 adalah Rp 2.295.826,2 Miliar dan meningkat
pada tahun berikutnya menjadi Rp 2.774.281,1 Miliar, kemudian meningkat lagi
pada tahun 2006 menjadi Rp 3.339.216,8 Miliar kemudian meningkat lagi pada
tahun 2007 menjadi Rp 3.950.893,2 Miliar, pada tahun 2008 menjadi Rp
4.951.356,7 Miliar dan meningkat lagi pada tahun 2009 menjadi Rp 5.613.441,7
Miliar, angka yang cukup signifikan dalam perekonomian suatu Negara.
mengatakan bahwa pertanian merupakan
sektor terbesar dari hampir setiap sektor perekonomian negara berkembang
termasuk negara Indonesia. Sektor ini menyediakan pendapatan bagi hampir
seluruh angkatan kerja yang ada, menghasilkan bahan mentah, bahan baku atau
penolong bagi industri dan menjadi sumber terbesar penerimaan devisa dalam
peningkatan perekonomian Negara.
- Argumentasi/ komentar menurut saya tentang bisnis bidang pertanian :
Dari berbagai uraian di atas dapat
kita tarik kesimpulan bahwa macam-macam bisnis pertanian di Indonesia meliputi
: bisnis pertanian rakyat (disebut juga sebagai pertanian dalam arti sempit),
bisnis perkebunan (termasuk didalamnya perkebunan rakyat atau perkebunan
besar), bisnis kehutanan, bisnis peternakan, dan bisnis perikanan (dalam
perikanan dikenal pembagian lebih lanjut yaitu perikanan darat dan perikanan
laut). Potensi bisnis pertanian terhadap perekonomian Indonesia dapat dilihat
dari potensi keanekaragaman hayati yang begitu banyak dan tersebar di berbagai
daerah di Indonesia. Potensi perikanan yang melimpah karena kondisi Indonesia
adalah Negara kepulauan. Selain itu Indonesia juga mempunyai potensi lahan yang
luas dan mampu menyerap tenaga kerja dalam peningkatan perekonomian masyarakat
sehingga mampu berkontribusi dalam peningkatan pendapatan nasional.
- Bisnis Dalam Bidang Peternakan
Secara umum penilaian dan
keberhasilan dalam budidaya peternakan yang telah dijalankan oleh peternak,
dapat digambarkan atau ditinjau dari berbagai aspek dalam proses budidaya
peternakan, sebagai berikut:
- Aspek Produksi
- Tingkat produksi tinggi, tetapi secara ekonomi masih tetap berada dalam batas-batas yang menguntungkan
- Produksi per tenaga kerja mencapai rasio (imbangan) yang tinggi
- Jumlah yang dipelihara cukup banyak, tetap selalu dalam imbangan yang menguntungkan
- Produksi makanan ternak cukup banyak, sehingga memungkinkan tersedia sepanjang tahun
- Aspek Reproduksi
- Semua aspek reproduksi yang bernilai ekonomis (masa kosong, service per conception, conception rate, umur pertama kawin, dan umur beranak) selalu dipertahankan pada tingkat yang efisien menguntungkan
- Setiap pedet yang dilahirkan tumbuh normal dan tingkat pertumbuhan sesuai dengan umurnya
- Selalu tersedia ternak pengganti (replacement stock) dengan umur dan bobot badan yang seragam
- Aspek Ekonomi
- Tingkat keuntungan (profit) per ekor ternak selalu dapat dipertahankan tinggi, berarti investasi pada setiap ekor sapi perah tetap berada pada tingkatan rendah
- Tenaga kerja digunakan secara efisien pada berbagai sektor produksi, sehingga ongkos tenaga kerja yang dikeluarkan cukup memadai
- Perhitungan dan penggunaan modal (capital) dilakukan secara tepat dan efisien terhadap unit-unit produksi
- Kualitas produksi selalu dapat dipertahankan, sehingga nilai jual tinggi
- Aspek Fasilitas
- Pengadaan sarana dan fasilitas dalam jumlah yang memadai dan efisien dalam penggunaannya
- Penempatan perkandangan dan bangunan-bangunan lainnya diatur secara strategis dan efisien bagi para tenaga kerja, serta luasnya sesuai dengan kebutuhan
- Pelaksanaan dan penggunaan semua catatan (recording) dari setiap kegiatan dilakukan secara teratur dan akurat, sehingga dapat mempermudah dan memperlancar evaluasi, serta pembuatan keputusan yang bersifat manajemen (managerial)
keadaan tersebut dapat dilaksanakan
oleh para peternak, berarti para peternak tersebut telah mampu atau tingkat
manajemennya baik, sehingga tingkat keuntungan peternak selalu dapat
dipertahankan. Sebaliknya, apabila aspek manajemen tersebut diabaikan
atau kurang mendapat perhatian, sekalipun dalam peternakan itu menggunakan
ternak yang unggul dan mendapat bahan makanan yang berkualitas baik, maka
tingkat produksi akan tetap rendah atau tingkat keuntungan tetap sedikit
(rendah). Oleh karena itu, baik tidaknya pelaksanaan kegiatan usaha yang
berhubungan dengan aspek manajemen tersebut sepenuhnya bergantung pada
kemampuan, keterampilan, dan wawasan ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh
peternak/manager. Seorang peternak mempunyai status/kedudukan sebagai
pemimpin, peng-awas, dan pemelihara (pengusaha) yang senantiasa mengharapkan
keuntungan dari usahanya. Oleh karen itu, peternak adalah faktor penentu
untuk mengoperasikan suatu usaha peternakan. Akan tetapi. Pada
kenyataannya hal tersebut sering terlupakan, terutama pada
peternakan-peternakan skala kecil. Hal ini disebabkan karena:
- Tekanan/desakan kemanjuan ilmu pengetahuan
- Kemajuan teknologi dan produk-produk teknologi, seperti embryo transfer dan ransum jadi
- Program perbaikan mutu genetik
Dengan demikian, kualitas seorang
peternak/manager peternakan sangat diperlukan, karena merupakan faktor utama
sebagai unsur pelaksana kegiatan yang dapat menentukan berhasil-tidaknya suatu
usaha. Secara garis besarnya, seorang peternak/manager dapat dinilai berhasil
dengan baik jika dilihat dari segi:
- Skala usaha atau jumlah ternak yang dipelihara semakin berkembang dalam proporsi atau rasio ternak yang menguntungkan
- Keberhasilan menggunakan metode usaha yang baik, sehingga selalu memberikan jaminan dari usahanya yang kurang menguntungkan menjadi suatu usaha yang lebih menguntungkan
Kualitas seorang peternak/manager
selain dapat dinilai berdasarkan kemampuan, keterampilan dan pengetahuannya,
juga diperlukan tambahan yang berkaitan dengan sikap dan kepribadiannya, serta
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dapat membawa keberhasilan. Adapun sikap dan
kepribadian yang dituntut dari seorang peternak/manager adalah sebagai berikut:
- Memiliki kecintaan yang besar terhadap ternak yang dipeliharanya.
- Memiliki kepribadian yang teguh, rajin, dan tekun bekerja
- Bijaksana dan cukup pengalaman dalam berbagai tindakan,sehingga keputusan-keputusan manajerial selalu tepat
- Percaya diri akan kemampuannya
- Argumentasi/ komentar menurut saya tentang bisnis bidang peternakan :
Menurut saya yang berkaitan dengan
kualitas seorang peternak/manager yang berhasil adalah mereka mimiliki beberapa
karakteristik (sifat khas) sebagai berikut : Sikap/Pendirian, Perencana,
Pekerja, Pemikir, Penilai, Pandangan ke depan dan Pengetahuan. Carilah peluang
usaha di setiap waktu baik kita sedang butuh inspirasi peluang usaha maupun
kita tidak butuh peluang usaha. Semua peluang usaha yang kita ketahui, jangan
biarkan peluang itu hilang begitu saja.
III. Bisnis Dalam Bidang Kelautan
Negara Kesatuan Republik Indonesia
merupakan negara kepulauan yang memiliki puluhan ribu pulau. Setidaknya
terdapat 13.466 pulau yang bernaung di wilayah Negara Kesatua Republik
Indonesia, sedangkan luas daratan dan lautan memiliki perbandingan yang cukup
signifikan, dari data statistik yang diperoleh setidaknya total luas daratan
Indonesia mencapai 1.910.000 km2 sedangkan total luas lautan
mencapai 6.279.000 km2. Dengan total keseluruhan luas laut di
Indonesia dan potensi sumber daya alam yang dianugerahkan Tuhan kepada negeri
ini, baik berupa hayati dan non–hayati merupakan asset besar bagi Indonesia.
Salah satu potensi Indonesia yaitu
dibidang perikanan. Indonesia memiliki potensi di bidang perikanan adalah 65
juta ton/ tahun, namun masih 20% yang dimanfaatkan. Tercatat bahwa nilai
ekonomi yang terbantu dari sisi potensi perikanan ini jika dikalkulasikan maka
pendapatan negara bisa mencapai US$ 47.000.000.000/tahun ditambah lagi dengan
kerugian yang diakibatkan oleh illegal fishing dari tahun 2001– 2013 di
laut Arafuru. Dari laut Arafuru ini, Negara mendapat kerugian sebesar Rp.
520.000.000.000.000 (520 T).
Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP) senantiasa berkomitmen dalam membuka peluang kerja sama dan kran
investasi tetap mengalir di sektor kelautan dan perikanan secara terpadu. Hal
ini akan sejalan dengan dukungan kebijakan guna menciptakan iklim investasi
yang kondusif untuk menarik investor baru, memfasilitasi mediasi dan promosi
dan pengurangan hambatan bagi investor. Industri di sektor kelautan dan
perikanan kian strategis dan menjanjikan, karena memiliki keterkaitan dari hulu
ke hilir sehingga dengan meningkatnya nilai investasi dapat menggerakkan
perekonomian daerah maupun nasional. Pasalnya, selama ini ekonomi kelautan
belum menjadi kebijakan strategis nasional, meskipun potensi yang dimiliki
sektor ini terbilang sangat besar.
Untuk mendukung hal tersebut, KKP
telah menempuh upaya pengembangan, pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya
kelautan dan perikanan melalui prinsip pendekatan investasi yang berbasis pada
investasi kreatif inovatif yang bernafaskan Blue Economy. Mengingat
sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu unggulan baru di Indonesia
yang realistis dimana potensi produksi yang dimiliki dan permintaan terhadap
komoditas produk kelautan terus meningkat. Seperti diketahui, bahwa potensi
serta kekayaan sumber daya kelautan dan perikanan Indonesia diperkirakan
mencapai Rp 3.000 triliun per tahun dengan nilai aktivitas ekonomi perikanan
pada tahun 2013 mencapai Rp 291,8 triliun. “Nilai aktivitas ekonomi tersebut
meningkat Rp 36,4 triliun dibandingkan dengan tahun 2012.
Sementara itu, menurut hasil
proyeksi Balitbang KKP economic size sektor perikanan di tahun 2014
mencapai Rp 337 triliun atau meningkat sebesar Rp 45,2 triliun dibandingkan
dengan tahun 2013. Padahal 10 tahun lalu, nilai aktivitas ekonomi perikanan
masih di bawah Rp 50 triliun dengan kenaikan rata-rata Rp 4,4 hingga 7,4
triliun per tahun. “Beranjak dari hal tersebut, sektor ini dapat menjadi
‘ladang’ para investor di dalam pembangunan dan pengembangan industri kelautan
dan perikanan secara terpadu dan berkelanjutan di Indonesia.
Sementara itu, jika berkaca pada
data nilai perdagangan sektor kelautan perikanan pada tahun 2012 lalu, mencapai
3,85 miliar dollar AS. Lalu pada tahun 2013 naik menjadi 4,19 miliar dollar AS.
Lebih lanjut, menilik dari sisi penyediaan pangan khususnya produk olahan,
tercatat jumlah produk olahan mencapai 5,16 juta ton atau meningkat sebesar 6,8
persen dibandingkan tahun sebelumnya. “Hal ini menunjukkan kebijakan
indutrialisasi yang dicanangkan KKP telah memberikan hasil positif bagi
peningkatan produk perikanan nasional.
Bisnis produk perikanan non konsumsi
pun mengalami kenaikan tren positif dan memiliki prospek yang menjanjikan
secara ekonomi. Hal ini dapat dilihat dari capaian nilai perdagangan produk
perikanan non konsumsi meningkat sebesar Rp 1,789 triliun atau sebesar 119
persen di tahun 2013 dari target sebesar Rp 1,5 triliun. Adapun nilai
perdagangan produk non konsumsi terbesar disumbang oleh ikan hias yakni sebesar
Rp 819 miliar dan tepung ikan sebesar Rp 611 miliar. “Bersandar dari data
tersebut, maka sektor kelautan dan perikanan memiliki peran sangat penting
dalam penyediaan bahan pangan dan bahan baku bagi industri, sumber penerimaan
devisa, pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja dan peningkatan
pendapatan masyarakat.
- Argumentasi/ komentar menurut saya tentang bisnis bidang peternakan :
Dari kekayaan alam yang dimiliki
oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia ini mampu memberikan kontribusi di
bidang perekonomian Indonesia. Total keseluruhan sumber daya kelautan yang
dimiliki oleh Indonesia tercatat sebanyak US $ 1.000.000.000.000/ tahun atau
setara dengan Rp. 11.392.000.000.000.000.00/ tahun nya. Sebagai anak Bangsa
Indonesia yang cinta akan negerinya, saya selaku penulis menghimbau dan
mengajak kepada pembaca untuk dapat memanfaatkan potensi sumber daya alam yang
dimiliki oleh Negara ini untuk kepentingna Bangsa dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia bukan hanya untuk kepentingan pribadi, kelompok ataupun golongan.
Daftar Pustaka :